Reporter : GN. Samoale
Mahasiswa Sulabesi Barat (HIPMASULBAR) saat menggelar aksi di seputar Kota Sanana, DPRD Kepulauan Sula.

SANANA, terbitan.com – Sejumlah masa aksi dari Himpunan Mahasiswa Sulabesi Barat (HIPMASULBAR) menggelar aksi di seputar Kota Sanana, DPRD dan sekaligus pertemuan di ruangan kerja Bupati Kepulauan Sula (Kepsul) berakhir ricuh di Ruang Kerja Bupati. Senin (15/07/2019) sekitar Pukul 10.00 WIT, Siang tadi.

Masa aksi menolak hering dengan Bupati lantaran tersinggung menunggu Bupati lebih dari 30 menit di ruang rapat. Insiden itu bermula saat massa aksi yang terdiri dari sejumlah mahasiswa di Kecamatan Sulbar dan masyarakat, menggelar aksi di depan kantor Bupati. Mereka menyuarakan kondisi jalan di kecamatan tersebut yang telah banyak menelan korban jiwa baik luka maupun meninggal dunia akibat kondisi jalan yang rusak berat.

Setelah 30 menit menyampaikan tuntutan di depan kantor Bupati, mereka lantas meminta hering dengan Bupati. Oleh sejumlah pejabat, mereka langsung diminta ke ruang rapat Bupati. Namun, saat di ruangan massa aksi tidak langsung bertemu dengan orang nomor satu di Pemda Kepsul itu. Sekira 30 menit menunggu, massa tampaknya emosi.

Mereka lantas menanyakan kepada Assisten III Setda Kepsul, H. Jaidun tentang Bupati yang belum keluar menemui mereka. ”Bupati masih makan,” kata H. Jaidun. Sontak, jawaban Jaidun memantik amarah massa aksi.

Salah satu massa aksi, Muhammad Naipon lantas memukul pintu masuk ruang rapat dan meminta rekannya agar segera keluar. Namun, tak berselang lama Bupati Hendrata langsung keluar dari ruang kerja dan menemui mereka. Massa yang sudah terlanjur marah langsung marah-marah dan pergi meninggalkan Bupati yang sudah duduk.

”Memangnya se apa talalu, banyak orang mati (kecelakaan),(memangnya kamu siapa, banyak warga yang meninggal di jalan karena kecelakaan,” ujar Muhammad dengan suara tinggi di hadapan Bupati. Sementara Bupati hanya diam.

Sontak, ruang rapat berubah tegang, sementara sejumlah ASN dan ajudan Bupati yang mendengar itu langsung menerobos masuk ruangan dan menyeret keluar massa aksi yang terus meneriaki tuntutan mereka.

Aksi adu mulut pun berubah adu jotos, beberapa massa aksi bahkan dipukul. Saling tarik-menarik berlangsung dari lantai dua gedung hingga areal parkir. Beberapa pejabat seperti Kabag Humas dan Protokoler Bassiludin Labesi dan Kabag Umum Zulkifli Umasangadji berusaha melerainya. Bahkan Sekretaris Bappeda, Ikbal Kamarullah berupaya memukul salah satu massa aksi. Massa aksi kemudian membubarkan diri dengan tertib. Koordinator lapangan Muhammad Naipon, mengaku tersinggung dengan sikap Bupati Hendrata.

Menurutnya, mereka merasa tidak dihargai dengan karena menunggu lama di ruangan tersebut. Padahal, lanjut Muhammad, sebelumnya mereka telah berkoordinasi baik dengan Kabag Humas agar bisa hering bersama Bupati. Hanya saja, saat mereka telah berada di ruangan pertemuaan mereka justru menunggu lebih dari 40 menit. ”Saat kami menanyakan kepada Assisten III, H. Jaidun, beliau mengatakan Bupati sementara masih makan, tentu kami sangat kesal, ”ujarnya.

Terdapat 6 poin dalam tuntutan massa aksi, di antaranya, meminta Pemda Kepsul untuk segera membangun ruas jalan di Sulbar serta menggusur Gunung Mantua yang berulang kali menelan korban. Aksi tersebut berlanjut hari ini dengan agenda kumpul koin untuk menggusur jalan gunung Mantua. {GNS}