Reporter : Adie

SAMPANG, terbitan.com – Petani merupakan masyarakat yang pendapatannya bergantung pada hasil tani di persawahan maupun ladang. Namun, Petani di kecamatan Camplong khususnya dan Kabupaten Sampang pada umumnya masih mengandalkan musim hujan untuk bisa melanjutkan aktivitas taninya.

Pasalnya, saat awal kemarau mayoritas petani melakukan aktivitas dengan menanam tembakau. Namun, saat tembakau itu panen Petani di Sampang banyak menganggur dan menunggu musim Hujan untuk bisa melanjutkan aktivitasnya yakni menanam Padi.

Menurut Syairi, Ketua Kelompok Tani Banjar Jaya Desa Banjar Talela, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang saat ditemui wartawan menyampaikan memang hujan merupakan harapan utama untuk bisa melakukan cocok tanam. Masalah lain menurutnya ialah saat terjadi kemarau panjang.

“Ketika musim berjalan secara normal tentu para petani tidak mengalami masalah, yakni tidak ada keterlambatan dalam bercocok tanam. Namun, saat kemarau panjang tentunya petani kesulitan air. Sehingga mayoritas lahan masih menganggur hingga musim hujan,” ungkapnya, Rabu (11/12/2019).

Syairi menambahkan perlunya solusi dari Pemerintah setempat untuk menambah program perairan demi meningkatkan penghasilan para petani. Sebab, menurutnya dengan lancarnya perairan akan mempermudah petani dalam mengolah lahannya.

“Kami harap hal ini mendapatkan solusi dan penanganan dari Pemerintah Kabupaten Sampang melalui Dinas terkait, yang jelas ketika air itu banyak para petani dengan sendirinya mudah mengelola lahannya, setidaknya padi tidak hanya satu kali panen,” jelasnya.

Ia menyebutkan program perairan dimaksud ialah seperti Sumur Bor, Sumur Dangkal, serta program sejenisnya. “Itu semua sangat menjadi harapan besar bagi petani, karena dengan begitu petani secara otomatis akan makmur dengan sendirinya, meski terjadi kemarau panjang,” tutupnya. (Adie)