Reporter : Terbitan Banten

TANGERANG, terbitan.com – Dandim 0510/Tigaraksa Letkol Inf. Parada WN Tampubolon direncanakan akan melakukan peletakan batu pertama program bedah rumah Terbitan Grup di rumah Ustadz Irsad, Kp. Gaga Selawe RT 003 RW 002 Desa Onyam Kec. Gunung Kaler Kab.Tangerang, Jumat (5/7).

Bedah rumah ini adalah program pertama yang diadakan oleh media online terbitan.com, terbitanbanten.com dan infotangbar.com. Sebelumnya, Terbitan Grup juga memfasilitasi program pendirian Taman Baca Harmoni Aswaja di Desa/Kecamatan Kresek.

Menurut Direktur Terbitan Grup Subaidi, kegiatan seperti ini menjadi salah satu program sosial perusahaannya. “Semoga kehadiran program sosial kami akan memberi manfaat bagi masyarakat. Saat ini, program kami fokuskan ke Banten. Ke depan, kami akan agendakan di daerah lain,” ujarnya.

Pemimpin Redaksi terbitanbanten.com dan infotangbar.com Ananta Putra mengatakan, dalam bedah rumah ini juga akan dibangun TPA dan Taman Baca. “Jadi, di rumah Ustadz Irsad ini akan dilengkapi taman baca gratis untuk anak-anak dan masyarakat,” katanya.

Dalam melaksanakan program ini, pihaknya mendapat dukungan dari Kodim 0510/Tigaraksa, Komunitas Neon Gang, FKUB, Forum Kebhinekaan, Kecamatan Gunung Kaler, dan Desa Onyam. “Selain itu ada beberapa pengusaha yang ikut serta, diantaranya Bakso Montok,” katanya.

Saat ini, kondisi rumah Ustadz Irsad, salah satu guru mengaji di Kampung Selawe Desa Onyam Kecamatan Gunung Kaler sangat memprihatinkan. Sejak pertama mengajar mengaji tahun 2001 hingga sekarang, sudah ribuan anak-anak di kampungnya yang diajar mengaji.

Perannya tidak kecil dalam membangun moral anak-anak dan generasi muda. Jasanya begitu besar dalam mengentaskan anak-anak dari keterbelakangan dalam membaca Al-Qur’an. Semua itu dijalani dengan ikhlas tanpa pamrih.

Namun kondisi kehidupannya memprihatinkan. Istrinya Ny. Eni sakit glukoma (tidak bisa melihat, red) sejak tiga tahun yang lalu. Kondisi rumahnya terlihat rapuh. Temboknya yang dari anyaman bambu sudah jebol di sana-sini. Kayu-kayu penyangga keropos termakan rayap, begitu juga dengan atapnya. Bagian belakang rumahnya pun nyaris ambruk.

Dari rumah itu, praktis yang masih kategori aman adalah satu ruangan tempatnya dan istri tidur serta bangunan saung terbuka untuknya mengajar mengaji anak-anak sekitar. Selebihnya tidak bisa ditempati.

Yang paling membuatnya bingung kalau hujan turun. Karena gentingnya banyak yang pecah, rumahnya tak sekedar kebocoran, tapi kebanjiran.

Beberapa kali, sejumlah pemuda di kampung itu yang notabene adalah bekas murid-muridnya tergerak mengajukan bantuan bedah rumah ke pejabat terkait. Namun dari empat kali yang diajukan, belum ada satu pun yang disetujui. Hingga akhirnya, rumah tersebut akan direnovasi melalui Program Bedah Rumah Terbitan Grup.

Penulis: Mahruroji

E-KORAN