Reporter : Admin Terbitan

JAKARTA, terbitan.com – Dapur umum didirikan oleh Tagana dan Dinas Sosial Jawa Timur untuk membantu korban bencana banjir akibat meluapnya Bengawan Solo.

“Kami telah mendirikan 13 dapur umum, dalam sehari rata-rata memproduksi 20.747 porsi nasi”, kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta (9/3).

Sebanyak 13 dapur umum tersebar di tujuh kabupaten yang paling parah terdampak akibat banjir, “dari 13 dapur umum tiga diantaranya sudah mandiri, artinya masyarakat sendiri yang mengelola secara mandiri, kami hanya memberikan bahan mentahnya, mereka sendiri (pengungsi) yang mengolah”, lanjut Agus.

Dapur umum terbesar menurut Mensos berada di Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun dengan kapasitas 12.000 porsi nasi bungkus tiap hari.

“Untuk mengoperasikan dapur umum juga dibantu oleh Tagana dari Kabupaten yang tidak terdampak diantaranya dari Kabupaten Jombang”, papar Mensos.

13 dapur umum itu antara lain di Kabupaten Tulung Agung satu lokasi di Desa Waung Kecamatan Boyolangu, Kabuparen Ponorogo di kantor Dinas Sosial, Kabupaten Tuban di Kantor Kecamatan Soko, Desa Tambakrejo Rengel dan Desa Karangtinoto Rengel.

Untuk dapur umum Kabupaten Ngawi berada di Desa Warukkalong Kecamatan Kwadungan dan Kantor Camat Geneng, Kabupaten Madiun berlokasi Kantor Kecamatan Balerejo, Desa Bakulan Kecamatan Mejayan dan Kelurahan Klumutan.

Sementara untuk Kabupaten Magetan berada di Desa Jajar Kecamatan Kartoharjo dan untuk Kabupaten Trenggalek di Posko Dinas Sosial dan dapur umum di Kantor Kecamatan Pogalan.

Seperti diketahui, Jawa Timur dalam beberapa hari terakhir diguyur hujan deras sehingga mengakibatkan 15 kabupaten terendam banjir, yaitu Kabupaten Madiun, Nganjuk, Ngawi, Magetan, Sidoarjo, Kediri, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo, Gresik, Pacitan, Tranggalek, Ponorogo, Lamongan dan Blitar

Saat berkunjung di lokasi yang terdampak bencana banjir bandang Madiun, Kamis (7/3/2019), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa menjelaskan tentang penyebab bencana banjir di beberapa kabupaten sebulan terakhir.

Mantan Menteri Sosial itu menyebut kurangnya sudetan Sungai Bengawan Solo yang mengalir di berbagai anakan sungai menjadi faktor penyebab banjir.

“Dulu saya pernah mendapatkan konsultasi dari pakar air. Semestinya dari bengawan solo harus ada lima sudetan. Dari lima sudetan ini ternyata masih ada dua. Jadi tinggal tiga titik yang belum,” ujar Khofifah disela-sela kunjunganya melihat daerah terdampak bencana banjir di Balerejo di Kabupaten Madiun, Kamis (7/3/2019).

Khofifah juga memberikan sejumlah bantuan sembako kepada korban bencana di Kabupaten Madiun.

Kementerian Sosial telah mengirimkan bantuan logistik senilai 801.781.665 rupiah, “sementara logisitik yang dikirim berasal dari gudang Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, karena stok yang ada masih mencukupi”, ujar Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat, di Jakarta (9/3).

Bantuan tersebut menurut Harry didistribusikan ke sejumlah kabupaten, antara lain Kabupaten Nganjuk Rp. 104.761.700, Ngawi Rp. 140.761.700, Madiun Rp. 260.014.150, Ponorogo Rp. 61.139.225, Trenggalek Rp. 61.139.225, Tuban Rp.61.139.225, Bojonegoro Rp. 60.792.700, Magetan Rp. 60.792.700, dan bantuan Beras reguler untuk Madiun 2.540 kg senilai Rp. 26.101.040.

“Untuk mempercepat pembersihan lumpur dan sampah di rumah akibat banjir, hari ini Kementerian Sosial telah mengrimkan peralatan kebersihan berupa gerobak dorong, sekop, cangkul, sabit, sapu lidi dan tempat sampah senilai 289.685.000 rupiah”, kata Dirjen.

Diharapkan rumah mereka bisa cepat dibersihkan dan mereka bisa segera kembali ke rumah.

Berbagai bantuan dan dukungan terus mengalir, seperti halnya Menteri Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno langsung terbang ke Madiun, Jawa Timur untuk meninjau posko penanganan banjir Madiun.

Begitu tiba di Madiun, Rini menuju ke daerah Balerejo untuk menemui warga yang menjadi korban banjir Madiun.

Menteri Rini menegaskan, Kementerian BUMN telah menugaskan seluruh perusahaan BUMN untuk bergerak cepat agar ikut membantu korban banjir Madiun. Seperti membuat dapur umum di posko pengungsian di Madiun.

Dalam kesempatan ini, Rini juga sempat melihat-lihat dapur umum di posko. Bahkan Rini sempat membantu pengungsi menggoreng telor dan makan bersama para pengungsi.