Reporter : GN. Samoale

TERNATE, terbitan.com – Panitia Seleksi Daerah (Panda) Polda Provinsi Maluku Utara (Malut) menggelar sidang terbuka penentuan kelulusan akhir dalam rangka penerimaan terpadu Bintara Polri tahun 2019 di Hotel Grand Dafam, Kamis (1/8).

Sidang penetapan kelulusan akhir Bintara Polri ini dipimpin langsung Kapolda Malut Brigjen Pol. Drs Suroto didampingi Wakapolda Malut Kombes Pol Lukas Akbar Abriari dan Irwasda Malut Sam Yulianus Kawengian, pejabat utama Polda Malut, Para tenaga outsourcing dan pengawas eksternal, Para orang tua dan peserta Casis Bintara Polri.

Memasuki tahap akhir tingkat Panda, jumlah peserta seleksi calon Bintara yang masih bertahan berjumlah 241 yang terdiri dari 211 Casis Bintara Polisi Tugas Umum (PTU) dengan yaknk pria 197 orang wanita 14 orang, dan Casis Bakomsus sebanyak 30, pria 28 orang wanita 2 orang.

Dalam pelaksanaan siding kelulusan Panda Malut yang memenuhi syarat sebanyak 213 orang dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 28 orang, yakni Bintara Tugas Umum yang memenuhi syarat 200 orang yakni pria 193 wanita 7. Tidak memenuhi syarat 12 orang, pria 4 wanita 8. Sedangkan untuk Casis Bakomsus yang dinyatakan memenuhi syarat 13 orang terdiri dari pria 12 orang wanita 1 orang. Sementara yang tidak memenuhi syarat 16 orang Pria 15 dan Wanita 1 orang.

Para Calon Siswa Bintara Polri yang dinyatakan lulus akan dididik di duat tempat yakni untuk Pria akan di didik di SPN Sofifi dan Wanita akan di didik Sepolwan Ciputat Jakarta Selatan.

Kapolda Malut Brigjen Pol Suroto menyampaikan, penerimaan terpadu Bintara Polri yang dilaksanakan oleh Panda Polda Malut berjalan kurang lebih 5 bulan mulai dari tanggal 15 Maret hingga 1 Agustus 2019 dengan animo pendaftar calon peserta sebanyak 2.299 orang yang terdiri dari 1.842 pria dan 457 wanita.

“Animo pendaftar sebanyak 2.299 yang terdiri dari 1.842 pria dan 457 wanita, dari animo tersebut mengalami kenaikan yang signifikan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa Polda Malut betul-betul antusias dalam mensosialisasikan untuk menjaring calon anggota Polri mulai dari daerah perkotaan sampai ke daerah terpencil,” ungkapnya.

Kapolda juga menyebut, menjaring calon anggota Polri mulai dari daerah perkotaan sampai ke Daerah Terpencil. “Kita dapat mewujudkan SDM yang mempunyai daya saing kompetisi yang sehat guna menghasilkan kualitas personil Polri yang unggul dan kompetitif,” ujarnya.

Kapolda menjelaskan, rekrutmen ini dengan menerapkan pola “Local Boy For Local Job” yaitu pemberdayaan Putra-putri daerah yang nantinya ditugaskan di tempat mereka berdomisili atau tanah kelahirannya. Pemberlakuan ini tetap mengutamakan kualitas SDM, dengan cara memecah kuota didik dan menentukan proyeksi kuota secara adil berdasarkan domisili, implementasinya adalah dengan diterimanya jumlah kuota dari Mabes Polri.

“Kami melakukan pembagian kuota pada masing-masing Polres sehingga adanya pemerataan atau keterwakilan Putra-putri Malut yang terpilih menjadi anggota Polri berdasarkan penentuan peringkat,” jelasnya.

Kapolda yang juga ketua Panda mengaku, bahwa dirinya diberikan mandat untuk bertanggungjawab penuh dan tidak mentolerir atau memberikan ampun kepada oknum-oknum yang berani mencoba melakukan penyimpangan dalam pelaksanaan rekrutmen.

“Kami membuktikan dengan melakukan proses hukum sesuai dengan aturan yang berlaku kepada beberapa oknum panitia yang melakukan penyimpangan dalam pelaksanaan rekrutmen.” tegasnya.

“Panda Malut dalam rekrutmen tersebut telah berikrar yang diwujudkan dalam pelaksanaan sumpah dan pakta integritas, serta berkomitmen memegang teguh prinsip ‘Betah’ Bersih, Transparan, Akuntabel dan Humanis,” tambahnya. {Raj/GNS}

E-KORAN