Reporter : Moh. Darma

BONDOWOSO, Terbitan.com – Pemerintah daerah, melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Syaifullah menegaskan tidak akan menggratiskan semua santri untuk melakukan rapid test.

Sebab menurut Sekda Syaifullah saat ini Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bondowoso sangat terbatas.

“Terkait Rapid Test, Pemkab Bondowoso tidak mungkin menggratiskan semuanya, karena APBD kita sangat terbatas. Kabupaten lain juga sama mereka juga tidak menggratiskan semua,” ujar Sekda Syaifullah melalui sambungan selularnya.

Sekda Syaifullah menjelaskan keseluruhan jumlah santri ada sekitar kurang lebih 22 ribuan orang. Baik itu yang mondok di luar maupun di dalam Bondowoso sendiri.

“Jadi tidak mungkin jumlah segitu itu dicover semua untuk dilakukan Rapid Test secara gratis,” unhkapnya.

Hanya saja, kata Syaifullah
Rapid Test gratis akan diprioritaskan kepada santri yang terdapat gejala-gejala atau diwilayah zona merah. Entah itu santri yang akan kembali ke pesantren di luar maupun di Bondowoso.

“Gejala seperti flu terus-terusan, suhu tubuhnya panas terus menerus sampai 40 derajat. Ketika ada gejala seper itu baru kita akan lakukan rapid test gratis,” tuturnya.

Sementara di waktu yang sama, dr. Muhammad Imron, Jurubicara gugus tugas Covid-19 menambahkan bahwa, Pemkab Bondowoso melalui Dinas Kesehatan akan memprioritaskan santri yang berasal dari kecamatan zona merah untuk dilakukan rapid test secara gratis.

“Karena kita masih belum ada penambahan dari alokasi dana untuk rapid test,” katanya.

Kendati demikian, santri yang bukan dari zona merah, tapi memiliki gejala-gejala klinis, gugus tugas Covid-19 juga akan memfasilitasi untuk dilakukan rapid test secara gratis.

Bagi santri yang dari luar Bondowoso kata dia, untuk masuk ke kota Tape ini wajib dilakukan Rapid test oleh pemerintah daerahnya.

Kalau tidak di rapid test, paling penting sebelum masuk ke Bondowoso mereka sehat dan dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari Puskesmas tempat mereka masing – masing.

Lebih jelas dr. Imron, 8 ribuan alat rapid test akan diperuntukan untuk santri dari kecamatan zona merah. Baik tenaga kesehatan yang ada di baris depan, dan untuk masyarakat yang sudah kontak erat dengan pasien yang reakif.

“Pemkab Bondowoso melalui Dinkes sudah memesan alat rapid test sebanyak kurang lebih 8 Ribu paket,” jelasnya

E-KORAN

IKLAN UCAPAN IDUL FITRI