Reporter : Terbitan Jatim

BANYUWANGI, Terbitan.com – Proyek pekerjaan CV yang tidak bernama di Desa Lemahbang Dewo, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, menjadi sorotan masyarakat karena tidak jelas siapa CV pengerjanya dan juga tidak jelas alokasi anggarannya karena tidak dipasang banner papan namanya.

Hingga hari ini, Kamis (2/7/20), juga belum ada penjelasan yang jelas dari pihak Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Banyuwangi kendati sudah ramai diberitakan beberapa media online terkait ketidaklaziman proyek tersebut yang baru satu bulan kondisinya sudah retak retak.

Sementara Sekretaris Dinas (Sekdin) DPU Pengairan Banyuwangi, Riza Al Fahroby ST,M.Sc, dihubungi media ini pada Kamis (2/7/20) pukul 10.40 WIB melalui saluran selulernya mengatakan, soal proyek plengsengan tersebut dirinya tidak hafal siapa nama CV yang mengerjakan. “Itu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang tahu. Kalau proyek yang ada di Lemahbang Dewo PPK nya Mas Donni termasuk beliau pimprovnya,” sebutnya.

Berikutnya, ketika Sekdin Riza yang langsung ditemui tim media ini di hari yang sama di ruang kerjanya menjelaskan, bahwa secara teknis proyek tersebut merupakan bagian manfaat yang lebih mengerti. “Jadi apa yang harus dilakukan, dan selalu berkoordinasi dengan sisi-sisi rekanan untuk mampu meningkatkan kualitas-kualitas daripada pekerjaan yang dilakukan ya di bagian manfaat,” bebernya.

Menurut Riza, sementara ini memang Dinas Pengairan mengalami kekurangan tenaga lapangan untuk bisa menjangkau semua pekerjaan yang menyangkut atau yang ada sangkut pautnya dengan pengairan. “Hal ini akan kita koordinasikan dengan Pak Donni sebagai kepala atau yang membidangi bagian manfaat di Dinas Pengairan. Tugas beliau akan mengevaluasi CV-CV yang menjadi rekanan pengairan,” paparnya.

Sebelumnya diberitakan, adanya proyek plengsengan membuat tidak nyaman Ketua Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Desa Lemahbang Dewo, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Santosok. Perasaan tidak nyaman terhadap pemilik rumah yang halamannya dijadikan tempat transit materialan. Namun hingga proyek usai, sisa limbah materialnya tidak dibersihkan oleh pemborongnya.

Proyek plengsengan itu ada di saluran air masuk wilayah sub blok di wilayahnya. Selaku Ketua HIPPA, Santosok ingin tahu berapa luasan dan panjang ukuran proyek yang dikerjakan dan berapa anggarannya. Karena dilokasi proyek tidak ada papan nama atau banner yang terpasang.

Bahkan Sanali, selaku juru air setempat kepada media ini mengaku bahwa soal proyek tersebut tidak ada pemberitahuan ke pihaknya. (HS)

E-KORAN