Reporter : Admin Terbitan

BONDOWOSO, kompasjatim.com – Rumah Sakit Umum Koesnadi Bondowoso akui telah terjadi overload pasien. Akibat meningkatnya pasien demam berdarah dengue (DBD).

Kepala RSU Koesnadi, dr Suharto mengatakan tempat tidur di RSU, berjumlah 232 dan ditambah sekitar 14. Di samping itu, pihaknya pun menugaskan dokter dan perawat yang seharusnya masa off, terpaksa diperbantukan untuk menangani overload pasien.

“Memang untuk demam berdarah mengalami peningkatan. Rumah sakit berupaya untuk membuka ruang-ruang yang tidak ditempati. Sehingga pasien mendapatkan tempat,” katanya.

Ia juga memaparkan, pasien DB di RSU Koesnadi bervariasi, mulai anak-anak hingga dewasa. Semua usia diserang.
Ia mengimbau agar masyarakat tetap kembali ke dasar lagi, 4M. Yakni menguras, mengubur, menutup dan mebersihkan jentik.

“Ini yang hilang di masyarakat kita, dan itu harus dilakukan secara gerakan, tidak bisa sendiri-sendiri, karena nyamuk itu punya jangkauan terbang. Masyarakat juga harus membersihkan jentik nyamuk di rumah masing-masing,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Kasus Demam Berdarah (DB) di Kabupaten Bondowoso mengalami peningkatan. Catatan Dinas Kesehatan menyebutkan bahwa pada Januari 2018 ada 46 atau 48 kasus. Dan tahun ini, pada bulan yang sama angkanya menjadi 66 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, Muhammad Imron mengatakan, terjadinya peningkatan tersebut, karena memang mendekati siklus lima tahunan. Artinya, insidane rate kasus kejadian sakit karena DB ini, biasanya lima tahunan ini terjadi kecendrungan meningkat yang berlipat-lipat.

Terlebih saat ini juga musim hujan, potensi adanya genangan-genangan.
Di samping itu, DB itu ada penularan karena faktor nyamuk, yaitu Aedes Aegypti. Sementara, fogging hanya efektif untuk nyamuk dewasa.

“Jadi, tidak semuanya harus difogging. Fogging itu harus fokus. Apalagi sekarang, potensi nyamuk yang kebal itu sudah terjadi di beberapa daerah,” ungkapnya.

Menurutnya, yang paling efektif untuk memutus rantai penularan itu adalah, dengan pemberantasan sarang nyamuknya (PSN). Sementara PSN yang efektif adalah dalam satu minggu dua kali, dan PSN yang berkulitas justru saat dilakukan di penampungan-penampungan air yang ada di dalam rumah.

E-KORAN