SUMENEP, Terbitan.Com – Polemik pasar tradisional di Desa Tarebung Kecamatan Gayam Sumenep Madura (Pulau Sapudi), yang saat ini tidak difungsikan mendapat respon dari dinas terkait. Kamis 26/8/21
Pasar tersebut dikerjakan pada tahun 2018 dengan sumber anggaran APBD Sumenep sebesar 1,7 Miliyar Rupiah.
Dinas Perijinan dan Perdagangan (Disperindag) Sumenep, melalui Kabid Perdagangan, Ardiyansyah Ali Shochibi menjelaskan, bahwa pihaknya hanya memantau keberlangsungan aktivitas pasar dari Pemerintah Kabupaten.
Kata dia, pasar tersebut sudah dipasrahkan terhadap masyarakat Gayam untuk di aktifkan.
“Disana sudah ada peguyuban pasar, silahkan samean hubungin Kepala Desa Tarebung atau Pak Iqbal untuk menanyakan kejelasannya, ” ujarnya.
Selanjutnya, ia juga mengatakan bahwa proses awal penyerahan toko di pasar tersebut tidak dipungut biaya apapun. Menurut dia, bagi masyarakat Gayam yang akan menggunakan lokasi pasar, pihaknya akan menggratiskan.
“Saat ini silahkan pasar itu ditempati secara gratis, setelah beberapa tahun berjalan baru nanti akan diatur regulasinya,” imbuhnya.
Keberlangsungan pasar tersebut, ia berharap ada komitmen bersama dari pihak peguyuban untuk menghidupkan kembali aktivitas pasar.
Sebab baginya, pasar itu akan aktif apa bila dalam satu peguyuban tersebut saling bekerja sama.
” Itu semua tergantung komitmennya di bawah, yang terpenting bagaimana pasar tersebut bisa dinikmati oleh masyarakat Gayam yang lebih diutamakan, ” tandasnya.
Pada saat tim media menanyakan legalitas peguyuban tersebut, pihaknya sampai saat ini masih belum memberikan legalitas. Bahkan pada saat diminta kepastiannya, dirinya meminta untuk menghubungi salah satu pegawai Kecamatan Gayam.
“Peguyuban pasar itu nanti diajukan ke disperindag, baru kita nanti menerbitkan Surat Keputusan (SK), untuk lebih jelasnya silahkan tanyakan ke Pak Iqbal terkait peguyuban pasar disitu, sejauh mana saat ini perkembangannya, ” sarannya.
Pada saat tim media indonesia satu menghubungi Pak Iqbal, dia mengatakan bahwa peguyuban pasar tersebut sudah terbentuk hanya saja perihal administrasi masih belum diajukan.
“Sebenarnya masalah administrasi itu gampang, tinggal saat ini bagaiman membangun komitmen pedagang pasar yang sudah pegang kunci toko, ” katanya.
Selanjutnya, ia juga menjelaskan bahwa persoalan dibawah saat ini para pemilik toko enggan membuka, karena kata dia, para pedagang hanya mau buka pasar ketika kondisinya sudah ramai.
“Jadi kan repot, harusnya dari pihak pedagang komitmen untuk membuka pasar, ini malah mereka mau buka ketika pasar itu udah ramai, “imbuhnya.
Tidak hanya itu, Pria yang juga menjabat sebagai Kasi pemerintahan Kecamatan Gayam itu, akan melakukan urun rembuk kembali untuk mengaktifkan pasar tersebut.
Menurut dia, pihaknya hanya butuh orang yang mau bersama – sama mebuka pasar hingga nanti berjalan sesuai harapan.
“Kalau emang orang – orang yang pegang kunci tidak mau buka lagi, nanti bisa dirembuk dan kita cari orang yang bener bener komitmen, soalnya pasar itu disediakan secara gratis yang penting bisa berjalan terlebih dahulu,” pungkasnya.