Reporter : Moh. Darma

BONDOWOSO, Terbitan.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) H. Sandiaga Salahuddin Uno atau disapa Bang Sandi, menyapa pimpinan PP. Al-Ishlah KH. Toha Yusuf Zakariyah dan seluruh santrinya dalam acara Quick Response Code Indonesian Standart (QRIS) di Ponpes setempat, Kamis (29/4/2021).

Dalam kesempatan itu, Banh Sandi berharap Ponpes Al-Ishlah bisa mencetak santri menjadi penggerak ekonomi kreatif di Indonesia.

Supaua terus melaksanakan proyek percontohan dalam program Santripreneur, termasuk untuk mewujudkan kemandirian industri nasional yang bebasis ekonomi.

Santripreneur adalah program pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) di lingkungan pondok pesantren.

“Santri Al-Ishlah bisa menjadi ujung tombak pendidikan di Bondowoso dan mencetak generasi Penggerak ekonomi kreatif,” harapnya melalui zoom meeting.

Anggota Kabinet Kerja Jilid 2 Presiden Joko Widodo itu ingin santri Al-Islah tidak hanya mampu menjadi insan berakhlakulkarimah, melainkan juga harus menjadi pemimpin-pemimpin di dunia usaha global.

Artinya, lanjut Bang Sandi mampi membangun bisnis dengan mancanegara guna berkontribusi membangun ekonomi Indonesia khususnya Bondowoso.

“Saya membayangkan alumni-alumninya bisa menjadi pemimpin dunia usaha,” Pintanya.

Meski kelak menjadi orang sukses, Sandiaga berpesan kepada santri agar tidak meninggalkan kearifan lokal. Dimana dalam tindak tanduk kehidupannya harus tetap menjunjung tinggi kearifan lokal budaya indonesia. Termasuk harus mendorong konsep islam rahmatan lil alamin.

“Dan saya harap mereka tidak meninggalkan kearifan lokal,” tambahnya.

Sandiaga mengungkapkan jika industri ekonomi kreatif merupakan sektor penting penyangga ekonomi bangsa. Di tahun 2019, Kemenparekraf menyumbang Rp. 1.100 Triliun kepada pendapatan negara.

“Rp. 1.100 Triliun sudah dikontribusikan oleh Kemenparekraf dari sektor Kuliner, fashion, kerajinan tangan, game maupun film. Ini harus ditingkatkan,” tambahnya.

Sementara itu, Pimpinan Ponpes Al-Islah KH. Toha Yusuf Zakariyah, Lc mengatakan bahwa kemungkinan besar keinginan Sandiaga Uno sudah selaras dengan upaya Ponpes.

Menurutnya, Al-Islam sudah gencar melakukan pelatihan kepada santri lewat program Pesantren Singkat Usaha Pelatihan Produktif (PSPUP).

“Selain memberikan pendidikan memang kita juga memberikan pelatihan,” ungkapnya.

KH. Toha menjelaskan, program tersebut meruapakan sarana santri agar memiliki keterampilan di seluruh bidang usaha. Diantaranya seperti keterampilan di bidang menjahit, peternakan dan pertanian.

“Mencipkatan life skill di segala Lini usaha. Yang terbarukan adalah menciptakan blatung menjadi konsumsi ternak. Itu dikelola melalui koperasi,” jelasnya.

Putra KH. Muhammad Ma’Sum tersebut memastikan alumni Al-Islah setelah kembali kepada masyarakat sudah memiliki kemampuan yang mempuni. Santri yang bisa mengabdi kepada masyarakat.

“Jadi alumni kita sudah menjadi santri interprenuer yang siap terjun ke masyarakat. Santri bermental tangan di atas bukan di bawah,” pungkasnya.

E-KORAN