Reporter : Admin Terbitan

SANANA, terbitan.com – Besi yang digunakan dalam pembangunan masjid Desa Pohea, Kecamatan Sanana Utara. Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) ternyata diduga tidak sesuai rencana anggaran biaya (RAB). Besi yang seharusnya ukuran 12 mm, diduga menggunakan besi ukuran 8 dan 10 mm guna meminimalisir anggaran.

Hal itu terungkap oleh sala satu Konsultan Pengawas pada CV. Sarana Mandiri yang namanya tidak mau di publikasi kepada terbitan.com, bahwa proyek Pembangunan. Masjid Desa Pohea yang bersumber dari Dana Dau 2018 senilai Rp.1.9 milyar lebih.

“Ya benar, Yang dipakai besi 8 dan 10, seharusnya besi 12,” ujar Narasumber pada terbitan.com.

Dia juga mengatakan bahwa ukuran mestinya di lapangan menggunakan besi 12 mm. Namun, fakta menurutnya tidak dipatuhi oleh pihak kontraktor. Terhadap ketidaksesuaian tersebut, Dia selaku Konsultan Pengawas mengaku pernah menegur kontraktor Pembangunan Masjid. Namun, kontraktor pembangunan tidak merespons teguran tersebut dan tetap memasang besi ukuran 8 dan 10 mm.

“Sudah kami tegur, Namun, teguran kami tidak diindahkan oleh pihak kontraktor. Dengan tetap memasang besi yang tentunya ukurannya salah,” ungkapnya.

Sementara kades Desa Pohea, Rudi Duwila, mengatakan proyek mesjid yang dibangun di lingkungan Desa Pohea ini sudah masuk ke tahap empat dan pembangunan mesjid sudah menelan anggaran mencapai Rp 4 Milyar.

Namun hasilnya Pembangunan Proyek Mesjid sangat mengecewakan masyarakat atas kondisi di saat musim hujan mengalami kebocoran.

Lanjut Rudi, Proyek mesjid yang dibangun di lingkungan Desa Pohea itu dilaksanakan 4 tahap yakni Anggaran tahap I tahun 2015 senilai Rp. 500 juta, tahap ke II  Tahun 2016 senilai Rp 500 juta, tahap III Tahun 2017 senilai Rp  1 milyar lebih dan anggaran Tahap IV Tahun 2018 senilai Rp. 1.9 milyar lebih.

“Anggaran tahap pertama di kerjakan kontraktor Odi, tahap ke dua dan ke tiga dikerjakan oleh kontraktor Erwan Hongarta(Ko Cuan) dan untuk tahap ke empat di kerjakan oleh Sambi,” ucap Rudi kepada terbitan.com Selasa (21/05/2019)

Dari pantauan terbitan.com bahwa Pembangunan Infrastruktur Mesjid sangat tidak memuaskan dan disesalkan oleh warga setempat, karena adanya kebocoran pada saat hujan, dan bahkan diduga kualitas beton sangat jelek.

Potret Masjid Yang Sudah Mulai Bocor Akibat Pengerjaan Yang Diduga Asal Jadi

“Beton Mesjidnya tidak bagus, makanya bocor-bocor,” ucap Salah satu warga yang tidak mau namanya dipublikasikan.

Dirinya mengungkapkan sangat kecewa, karena dengan jumlah anggaran yang begitu besar tetapi hasilnya tidak bisa dapat dibanggakan, “Bukan kecewa lagi, dari awal saya sudah kesal,” katanya.

“Kami berharap, pihak rekanan kontraktor dan Dinas terkait bisa bertanggung jawab dalam pembangunan masjid ini dan juga segera memperbaiki kondisi pembangunan ketika datang musim hujan selalu bocor.” pungkas warga.

E-KORAN