Reporter : Terbitan Banten

TANGERANG, terbitan.com – Pemkab Tangerang diminta tegas menghentikan seluruh usaha galian di wilayah Kecamatan Kresek. Hal ini menyusul tragedi terceburnya seorang bocah 8 tahun di lubang mirip danau bekas galian tanah di Kp. Bogeg Desa Kemuning Kresek.

“Pengusaha harus perhatikan lingkungan. Jangan semata-mata bisnis saja, tapi lingkungan tidak diperhatikan. Timbulnya korban ini terjadi karena pengusaha lalai menjaga keamana  sekitar bekas galian,” tegas Wakil Ketua LSM Inakor, Mahruroji.

Menurutnya, bekas galian tanah jika dibiarkan akan membahayakan warga setempat, terutama anak-anak. Karena itu, atas musibah ini pemilik harus bertanggung jawab dan Pemkab Tangerang harus memberi sanksi tegas.

Ketua LSM Gerak Kabupaten Tangerang Sahari juga mengatakan senada. Menurutnya, tragedi terceburnya bocah di dalam bekas galian jangan dianggap kecil. “Ini nggak bisa didiamkan. Harus ada tindakan menutup semua galian yang ada di wilayah Kresek dan sekitarnya. Karena banyak membawa dampak tidak baik bagi masyarakat,” tegasnya.

Dia juga tidak ingin akan muncul kasus-kasus serupa di kemudian hari. Untuk itu, upaga penutupan galian harus dilakukan secepat mungkin.

Sebelumnya, menurut Camat Kresek H. CR Inton, informasi dari pengusaha galian itu menyatakan, lokasi itu bekas galian lama dan sedang dibenahi untuk kolam bermain dan kolam renang. Namun hal itu belum dilakukan sampai akhirnya terjadi peristiwa itu.

Seperti diketahui, seorang bocah berusia 8 tahun, Mohamad Subhi bin Dawil tewas tercebur ke dalam bekas galian tanah di Kp. Bogeg Desa Kemuning Kec. Kresek Kab. Tangerang. Diduga, korban terpeleset dan jatuh di bekas galian yang penuh air itu.

Informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi Selasa (9/7) sekitar pukul 10.30 Wib. Korban adalah warga Kp. Baru Rt. 002 Rw 001 Desa Kemuning Kresek.

Informasi yang dihimpun, korban saat itu sedang bermain di sekitar galian. Tiba-tiba terpeleset dan jatuh. Melihat itu, teman-teman yang masih sebaya berteriak minta tolong. Namun begitu warga datang, nyawa korban sudah tidak tertolong lagi.

Penulis: Ananta Putra

E-KORAN