Reporter : Adie

SAMPANG, Terbitan.com – Di tengah wabah Covid-19 yang belum tuntas, masyarakat yang saat ini ekonominya masih Down harus dihadapkan dengan munculnya Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Sapi yang mayoritas dimiliki Petani di Kabupaten Sampang.

Saat ini di Kabupaten Sampang sudah sekitar 260 ekor Sapi yang terindikasi terinfeksi PMK, 250 itu hanya mencakup tiga Kecamatan yakni wilayah Kecamatan Camplong, Kecamatan Kota Sampang, dan Kecamatan Pengarengan belum lagi adanya informasi dari Kecamatan lainnya.

Pantauan Terbitan.com di Kecamatan Camplong selama adanya wabah PMK yang menyerang Sapi milik para Petani itu, belum tampak adanya perhatian pemerintah secara materi bagi masyarakat.

Hal itu terlihat dengan masyarakat yang masih harus menjalani proses penyembuhan sapinya secara mandiri, meski ekonomi masyarakat tengah merosot di tengah pandemi Covid-19 yang belum tuntas.

Hal itu disampaikan P. Gufron warga Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang yang telah melakukan penyuntikan Sapinya secara mandiri. Sehingga mayoritas warga masih mengutamakan ramuan lokal meski akhirnya juga harus memanggil dokter hewan juga.

“Kita biasanya masih mengutamakan dengan jamu pagaran (ramuan alami), tapi jika belum sembuh mayoritas warga memanggil dokter hewan agar disuntik meski harus mengeluarkan biaya,” ungkapnya, Jumat (03/06/2022).

Kendati demikian, dirinya berharap ke depan wabah yang menerjang ini akan segera hadir, dan pemerintah bisa turun tangan agar beban masyarakat dapat terkurangi.

“Kami harap akan ada bantuan obat dari Pemerintah Kabupaten Sampang untuk membantu masyarakat ter dampak,” harapnya.

Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sampang, Ir. Suyono memberikan pesan singkat pada masyarakat agar tidak panik dalam menyikapi penyakit tersebut.

“Jangan panik menyikapi penyakit ini, penyakit sapi atau PMK ini memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi, segera berkoordinasi dengan petugas setempat untuk segera mendapat penanganan,” singkatnya.

Suyono membenarkan jika saat ini tidak ada anggaran untuk membantu mengurangi beban masyarakat dalam pengobatan itu, pihaknya dari Dinas mengaku hanya dapat memberikan cara dan membantu secara tenaga.

Namun, kata dia saat ini pihaknya mengaku telah mengusulkan agar Sapi yang terinfeksi PMK milik masyarakat mendapatkan bantuan pengobatan.

“Obat di dinas tidak ada mas dan dana untuk penanganan wabah belum ada, termasuk untuk pembelian obat belum ada. Penanganan yang dilakukan petugas bersifat mandiri,” terangnya melalui pesan singkat WhatsApps.

“Sehingga ada biaya untuk ganti obat, Alhamdulillah dana untuk penanganan sedang kami usulkan mas khususnya pengadaan obatnya,” pungkasnya.

E-KORAN