Reporter : Moh. Darma

BONDOWOSO, Terbitan.com – Dikatakan KH. Toha Zakariya, pengasuh Pondok Pesantren Al Islah, di Desa Dadapan, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, kembali melakukan pemotongan hewan kurban.
Ia juga menerangkan bahwa pemotongan hewan kurban pada perayaan Idul Adha 1440 Hijriah ini, sudah menjadi agenda rutin tiap tahunanya.

Adapun jumlah hewan kurban yaitu sekitar 1.550 ekor kambing dan domba, serta 106 ekor sapi. Sedangkan jumlah kurban tahun kemarin yakni, 1.560 ekor kambing dan 121 sapi.

“Semua hewan kurban itu dibagikan kepada masyarakat di sekitar pesantren, dan Bondowoso. Kemudian juga, untuk pesantren, masjid, lembaga ponpes yang memohon,” urainya.

Menurutnya jumlah hewan kurban sapi yang mengalami penurunan. Pasalnya,ada Pondok Pesantren di Bondowoso juga mendapatkan Kurban dari donasi negara Singapura.

“Sekarang jumlah kurban ada penurunan di banding dengan tahun kemarin. Soalnya sudah banyak saingan dan di Bondowoso ada Pondok Pesantren yang juga dapat kurban dari Singapura,” katanya, Minggu (11/8/2019)

Sementara itu, Md. Suhimy bin Wagiman, Mudhahhy asal Singapura, mengaku bahwa sudah 21 tahun sejumlah warga di negerinya berkurban di Ponpes Al Islah. Alasannya, karena standart pemotongannya yang dinilai nomer satu.

“Saya lihat dari semua pemotongan hewan dimana-mana, hanya disini yang punya sistem pemotongan yang bagus. Sesuai dengan standart di Singapura,” ujarnya.

Sedangkan jumlah domba atau kambing yang diimport di Singapura sangatlah terbatas. Jumlah itu pun sudah habis dalam satu minggu.

“Kami disini, di Indonesia, bisa membeli dalam jumlah yang banyak untuk berkurban,” pungkasnya.

Drh. Cendy Herdiawan, Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian wilayah setempat, menerangkan jumlah hewan kurban ada sekitar 1.550 ekor kambing dan domba, serta 106 ekor sapi yang dipotong.

Panitia yang terlibat dalam semua proses pemotongan hingga diserahkan kepada penerima mencapai 700 orang. Dan ini termasuk jumlah kurban terbesar di Jawa Timur.

Khusus untuk penyembelihan, ada 15 Juru Sembelih Halal (Juleha) yang telah memiliki sertifikat internasional pemotongan hewan yang dilibatkan. Belum lagi, juga ada sekitar 11 Juleha dari luar negeri yang dibawa oleh para Mudhahhy (Orang yang berkurban).

“Kemudian kita (Dispertan) juga menerjunkan sekitar 17 dokter hewan dan paramedis di Al Islah ini,” ujar Cendy.

Lanjutnya, alur pemotongan yang dilakukan oleh Ponpes Al Islah ini disebut baik. Karena, alur pemotongan telah mendekati ideal. Salah satunya, yakni hewan yang hendak dipotong tidak melihat hewan yang sedang dipotong.

Ia memastikan bahwa pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan antemortem pada hewan kurban sebelum dipotong di tempat-tempat penyedia. Kemudian, di lokasi pemotongan ini, pihaknya juga melakukan pemeriksaan posmortem. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa hewan yang dipotong dalam keadaan sehat. Termasuk daging yang diberikan pada penerima pun bagus.

“Sampai saat ini tidak kita temukan penyakit yang mencurigakan. Hanya biasanya, karena Bondowoso ini endemis cacing hati, biasanya pasti kita temukan. Pada hati ya, tapi kalau hatinya rusak, tidak pengaruh ke daging lainnya. Tapi hatinya harus diafkir,” tandasnya.

E-KORAN