Reporter : Adie

SAMPANG, Terbitan.com – Masyarakat yang biasanya melaksanakan aktivitasnya dalam menanam Tembakau kali ini sedikit mengalami penurunan akibat banyak hal yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan kegiatan itu.

Salah satu alasan lain, selain tidak menentunya cuaca beberapa bulan terakhir yang menyebabkan stok bibit tembakau miliknya habis juga disebabkan akibat mahalnya harga bunga atau bibit tembakau.

Bunga adalah sebutan bagi tumbuhan bibit tembakau yang baru berusia beberapa minggu, Selain kata Bunga juga ada nama lain dengan istilah Belta (bibit kecil) sering dilontarkan warga Madura khususnya masyarakat petani tembakau di Kabupaten Sampang.

Menurut Bunamin warga Desa Banjar Talela, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura Jawa Timur mengatakan sebagian petani tembakau dimungkinkan mengalami sedikit frustasi akibat beberapa kali mengalami gagal tanam.

“Sebagian petani ada yang melakukan penanaman Tembakau hingga dua sampai tiga kali tanam, tapi karena curah hujan yang tidak mendukung membuat tanaman itu mati, sementara stok belta (bibit tembakau) yang biasa kita siapkan sudah tidak ada,” ungkapnya, Kamis (21/07/2022).

Dikatakannya, ada pun belta yang berasal dari Kabupaten lain seperti halnya dari Pamekasan harganya sangat mahal dan dianggap akan mengalami kerugian bila mana akan memaksa dengan harga tinggi itu.

“Sekalipun ada misalnya belta dari Pamekasan dan sebagainya harganya mahal mas, perhitungannya juga tidak sama dengan kita beli di wilayah sendiri, jumlah sedikit harga lebih mahal, kalau memaksa kita akan rugi,” tandasnya.

Selain problem itu, dirinya dengan sebagian petani lain mengaku juga terlambat bila memaksa dengan tanaman yang telah beberapa kali gagal tanam itu, karena sudah menginjak bulan Juli yang satu bulan lagi harusnya sudah musim Panen.

“Sudah bulan tujuh mas, bulan delapan biasanya sudah banyak yang panen, ketika kita paksakan sekarang itu juga akan terlambat dan akan mengalami pengaruh pada harga hasil tembakau kita, sehingga memang mayoritas minat petani menurun di musim kali ini,” jelasnya.

Kendati begitu, Pria paruh baya itu menyadari bahwa tembakau adalah salah satu harapan petani yang bisa dikatakan pohon uang. Karena saat musim tembakaulah petani cenderung berpenghasilan.

“Memang musim tembakau adalah harapan petani, karena cenderung menghasilkan banyak uang. Memang banyak juga sebagian petani memaksa tanam ulang, bahkan hingga tiga kali sampai empat kali, karena saking berharap modal awal yang keluar akan kembali untung,” tutupnya.

E-KORAN