Reporter : Moh. Darma

BONDOWOSO, Terbitan.com – Para petani di Kabupaten Bondowoso untuk tahun 2020 ini bakal menjerit. Pasalnya, harus lebih banyak mengandalkan pupuk organik.

Lantaran ketersediaan pupuk bersubsidi dari pemerintah dipangkas. Bahkan pemangkasan sangat signifikan.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Disperta) Bondowoso, Dwi Wardana mengakui adanya pemangkasan pupuk bersubsidi. Hal itu, berdasarkan Surat Keputusan Provinsi Jatim yang diterima per tanggal 9 Januari kemarin.

“Tak hanya pupuk jenis Urea, jenis pupuk lain juga mengalami pengurangan subsidi,” katanya saat dikonfirmasi sejumlah awak media.

Kendati demikian, untuk mengantisipasi sambung Dwi, telah melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah stake holder terkait. Seperti Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) dan sejumlah distributor dan agen.

Selain memberikan informasi kepada distributor, rapat koordinasi Jumat (10/1/2020) kemarin, juga untuk mengantisipasi terhadap adanya gejolak di petani.

“SK-nya turun tanggal 9, makanya segera melakukan rapat kordinasi, memberikan informasi juga agar tidak terjadi gejolak petani,” paparnya.

Dwi menjelaskan, juga dalam setiap tahun, penggunaan pupuk sudah sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK). Namun pemerintah pusat, menilai bahwa pengajuan pupuk sesuai RDKK tidak sesuai dengan kebutuhan, atau jumlahnya melebihi dari kebutuhan.

Sehingga, pemerintah pusat membatasi kuota pupuk bersubsidi, untuk memberikan pembelajaran kepada petani agar tidak menyalahgunakan pupuk bersubsidi.

Pengurangan jumlah pupuk bersubsidi, kata dia, ini menimbulkan kekhawatiran juga. Namum, begitu pupuk di drop sesuai kebutuhan, ternyata over (berlebihan).

“Jika menimbulkan gejolak nasional, maka saya yakin pemerintah akan mengambil kebijakan lagi,” pungkasnya.

Pemangkasan pupuk bersubsidi menurut data yang diperoleh, jenis Pupuk Urea dipangkas 48 persen, dari 36.783 ton menjadi 18.814 ton. SP36 dikurangi 57 persen, dari 1.665 ton menjadi 712 ton. ZA dikurangi hingga 63 persen dari total sebelumnya 15.166 ton. NPK turun 26 persen dari 8.438 ton menjadi 6.251 ton. Sementara pupuk organik turun 79 persen, dari 5.006 ton menjadi 1.037 ton.

E-KORAN