Reporter : Moh. Darma

BONDOWOSO, Terbitan.com – Sejumlah masyarakat Bondowoso, Jawa Timur, yang wilayah perkebunan Tebu mengeluh. Pasalnya, ketika sudah musim tebang, jalan berdebu dan rusak.

Lantaran rusaknya jalan, diduga akibat sering dilewati truk bermuatan tebu yang dikirim ke Pabrik Gula (PG) Prajekan. Warga meyakini bahwa truk tebu yang lalu-lalang setiap hari melebihi batas daya angkut (tonase).

“Jalan ini setiap tahun rusaknya makin parah oleh truk tebu yang lewat. Yang jadi korban ya warga sini,” ungkap Imam warga Tlogosari, Senin (1/1/2019).

Untuk mengatasi kerusakan jalan lebih parah. Warga berinisiatif menutupi lubang jalan yang terlihat makin parah dengan tanah liat.

“Truk tebu yang lewat besar-besar dan muatannya tinggi-tinggi, hingga jalan cepat rusak. Biar rusaknya tidak semakin parah, warga menutupi dengan tanah liat,” ungkapnya.

Sementara itu, Kabid Lalu Lintas dan Angkutan pada Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Bondowoso, Wage Supratman, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa kemungkinan besar truk tebu tidak melanggar aturan meski muatannya terlihat melebihi bak.

“Meski banyak bisa jadi tebu yang diangkut sudah kering. Beratnya sudah nyusut,” kelitnya.

Dia juga mengaku tidak mengetahui tentang aturan daya angkut atau tonase truk pengangkut tebu.

“Soal tonase itu coba liat sendiri saja di bagian samping truk. Pasti ada. Saya tidak tahu. Atau langsung ke penimbangan saja,” cetusnya saat dikonfirmasi di ruangannya, Rabu (3/7/2019).

Lanjut dia, ketika ditanya soal jenis jalan, kelas jalan dan daya angkut yang diperbolehkan, dia mengatakan tidak banyak mengetahui dan beranggapan bahwa hal itu bukan tupoksi pihaknya.

“Kelas jalan yang saya tahu seperti jalan besar seperti jalan dari Jember dan Situbondo. Soal itu tanya ke Dinas PUPR, bukan di sini,” lemparnya.

E-KORAN