MUARA TEWEH, terbitan.com – Sejumlah warga Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mengaku resah dengan keberadaan barak atau kos-kosan yang dinilai terlalu bebas.

” Sementara Warga pun meminta agar pemerintah serta aparat penegak hukum terkait untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas atau pergaulan di lingkungan barak atau kos-kosan.

Herman (28 thn), Salah seorang warga Muara Teweh mengaku, setelah ditutupnya tempat portitusi lembah durian atau akrab disapa merong atau juga pal 3.5 jalan lintas Muara Teweh- Murung Raya, kini para penjaja sek komersial (PSK) beralih modus operasinya untuk mejerat hidung belang atau pelanggannya di tempat kos-kosan dan barak, yang sampai saat ini tidak ada pengawasan dari instansi terkait. Pasalnya, hal tersebut dikhawatirkan akan berujung pada praktek prostitusi.

“Untuk, barak atau kos-kosan yang lepas dari induknya, biasanya lebih bebas dan memberikan peluang. Ini yang perlu menjadi pertimbangan semua pihak untuk peningkatan pengawasan, khawatirnya jadi tempat prostitusi terselubung,” ucapnya kepada media online terbitan.com Sabtu 04/07/2020.

Lanjutnya, sampai saat ini, pihak instansi terkait hanya melakukan razia di tempat-tempat keramaian malam, seperti cafe-cafe atau taman tempat orang-orang banyak berkumpul melakukan sosialisasi pencegahan penyebaran COVID-19.

“Jadi apakah prostitusi terselubung di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara ini,dibiarkan menjamur oleh aparat penegak hukum, bersamaan dengan virus Corona,” bebernya kesal.

Hal senada disampaikan seorang warga yang namanya minta jangan dipublikasikan mengatakan,” kalau Pemerintah mau menertibkan barak atau kos-kosan yang menjadi tempat portitusi terselubung di Muara Teweh, mudah sekali tinggal melakukan pendataan setiap penghuni barak atau kos-kosan.

“Selama ini tidak ada kegiatan instansi terkait melakukan pendataan di barak atau kos-kosan yang ada di Muara Teweh, jadi boleh dikatakan Ketua RT nya tidur nyeyak,” ucapnya.

Bukan hanya masalah prostitusi terselubung yang menjadi perhatian, kita juga dengan meningkatnya kasus positif covid-19 di Barut, namun masih ada tempat hiburan malam yang masih buka itu juga harus ditertibkan.

“Kemarin-kemarin kegiatan razia, dalam rangka pemutusan penyebaran COVID-19 di dalam kota Muara Teweh, mau setiap malam dilakukan tapi, sekarang kenapa tidak ada lagi dilakukan, padahal sekarang positif covid-19 selalu ada yang diberitakan di media online,” tanyanya heran.

Kita berharap kepada instansi terkait agar menertibkan barak atau kos-kosan, yang tersinyalir menjadi tempat praktek prostitusi terselubung tanpa pilih kasih siapa yang punya barak atau kos-kosannya,”pungkasnya(Iwan)

E-KORAN