Reporter : Abd Hadi

BANGKALAN, kompasjatim.com – Kreatif dan inovatif, KKN 10 Mandiri Universitas Trunojoyo Madura kembangkan kekayaan alam Desa Tenggun Dajah, Kecamatan Kelampis, Kabupaten Bangkalan menjadi berbagai olahan makanan dan minuman. Kekayaan alam memiliki peran dan potensi bagi perkembangan sektor perekonomian desa, sehingga harus dikembangkan dengan baik.

Berbekal berbagai program kerja, kelompok KKN 10 mandiri UTM tergerak untuk melakukan pengabdian di Desa Tenggun Dajah, Kecamatan Klampis, Kabupaten Bangkalan pada 26 Desember 2018 hingga 25 januari 2019.

Desa Tenggun Dajah merupakan salah satu desa yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, salah satunya adalah buah mangga. Buah mangga di desa Tenggun Dajah hanya dijual dan dipasarkan pada pengepul, tanpa dimanfaatkan menjadi berbagai olahan pangan seperti makanan dan minuman yang lebih menarik dan bernilai ekonomis.

“Buah mangga di desa ini sangat melimpah, namun sangat disayangkan karena kebanyakan hasil panen hanya dijual kepada pengepul dan terkadang juga terbuang”, Ujar Ibu Yuli selaku ketua Ibu PKK.

Kurangnya pengetahuan untuk mengolah buah mangga menjadi alasan kurang maksimalnya pemanfaatan buah mangga tersebut. Salah satu program kerja yang dilakukan mahasiswa KKN 10 di bidang perekonomian berupa pelatihan pengolahan buah mangga menjadi produk makanan dan minuman yang dilakukan pada tanggal 10 Januari 2019. Tujuan dari pelatihan tersebut untuk membekali masyarakat desa Tenggun Dajah khususnya ibu-ibu rumah tangga supaya mampu memanfaatkan kekayaan alam dan mengembangkan sektor perekonomian desa.

“Pelatihan pengolahan buah mangga juga bertujuan agar ke depannya Desa Tenggun Dajah yang kaya akan buah mangga dapat menjadi industri yang besar akan pengelolaan kekayaan alam tersebut”, Tutur Maulidia selaku penanggung jawab program kerja tersebut.

KKN 10 UTM memberikan inovasi mengolah buah mangga menjadi olahan pangan dengan memanfaatkan kulit, daging, serta biji buah mangga. Menarik dan uniknya disini karena mereka mampu memberikan kontribusinya dalam mengolah seluruh bagian dari buah mangga menjadi olahan-olahan yang bernilai jual tinggi, serta bagian mangga seperti kulit dan biji yang biasanya dibuang kini dimanfaatkan menjadi olahan pangan.

Olahan pangan dari buah mangga tersebut berupa keripik kulit mangga, puding daging mangga dan kopi biji mangga. Ketiga olahan tersebut diproses dan dikemas secara sederhana namun tetap memperhatikan cita rasa dan nilai jual. Pertama, kulit mangga yang biasanya dibuang diolah menjadi keripik kulit mangga.

Kulit mangga yang sudah dijemur dicampur dengan tepung beras yang sudah dibumbui kemudian digoreng. Kedua, pengolahan mangga menjadi puding dengan memanfaatkan daging mangga yang dihaluskan, dicampur dengan nutrijel, gula dan susu dalam air yang direbus dengan diaduk sampai mengental kurang lebih selama 15 menit, kemudian dimasukkan dalam cup dan didinginkan.

Ketiga, biji mangga yang biasanya dibuang begitu saja, kini diolah menjadi kopi biji mangga, dipotong kecil-kecil, dijemur hingga kering, disangrai sampai berwarna hitam, dihaluskan hingga menjadi serbuk kopi. Cara penyajian kopi biji mangga berbeda dengan kopi umumnya yaitu merebus air kemudian kopi dimasukkan dalam air mendidih tersebut bersama dengan gula. Ketiga olahan pangan tersebut kemudian dikemas dengan diberikan label pada masing-masing olahan agar menarik dan mampu dipasarkan secara meluas.

“Kegiatan yang diberikan KKN 10 UTM berupa pelatihan pengolahan mangga menjadi produk keripik kulit mangga, puding daging mangga serta kopi biji mangga diharapkan mampu membantu mengembangkan sektor perekonomian desa serta menciptakan masyarakat yang kreatif dalam memanfaatkan kekayaan alam desa” Ujar Danang selaku Koordinator Desa.

E-KORAN