MUARA TEWEH, terbitan.com – Hutan Gunung Piyuyan yang terletak di Desa Muara Mea, Gunung Purei merupakan tempat yang sakral bagi umat Hindu Kaharingan, di wilayah Kabupaten Barito Utara (Batara), khususnya di desa setempat. Gunung tersebut disakralkan, karena dipercaya sebagai tempat tinggal suci roh leluhur yang sudah meninggal dunia.

Berdasarkan kepercayaan setempat, setiap umat Hindu Kaharingan yang meninggal dunia, dan dilaksanakan ritual rukun kematian tingkat akhir yaitu wara atau Gambok. Roh nya diantarkan oleh Buring Wara ke Gunung Piyuyan dan Gunung Lumut dengan sebutan Sorga Tenangkai.

Sementara itu, adanya aktivitas dari Perusahaan PT Indexim Utama coorporation (IUC) yang bergerak dibidang HPH (Kayu) melakukan Aktivitas pengrusakan daerah kawasan Gunung Piyuyun.

Ketua Pemuda Hindu Kaharingan Barito Utara, Aryosi Jiono, juga tidak menutup mata dan mengatakan,” saya sebagai ketua pemuda Hindu Kaharingan Kabupaten Barito Utara berharap kepada pihak perusahaan tidak hanya menghargai aturan atau hukum positiv Negara tetapi juga harus menghargai adat istiadat dan kearifan lokal dan saya berharap masalah ini jangan berlarut larut, karena bukan hanya masyrakat Desa Muara Mea Saja tetapi seluruh Umat Hindu kaharingan yang menyakralkan gunung piyuyan tersebut,”ucapnya Sabtu 5/7/2020.

Lanjut Aryosi,saya juga berharap kepada perusahaan beroperasi dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung apalagi di tengah masyrakat yang kental dengan adat istiadat, ritual dan hal sakral lainnya dan disisi lain kami juga berharap agar pemerintah daerah baik kabupaten maupun Provinsi agar memantau situasi ini supaya masyrakat khususnya Umat Hindu kaharingan merasa dihargai,”Pungkasnya (Iwan)