Reporter : Moh. Darma

BONDOWOSO, Terbitan.com – Beredarnya audio berdurasi 1 menit 5 detik, hebohkan warga Bondowoso. Pasalnya, audio tersebut menyebutkan seorang warga Kecamatan Curahdami meninggal karena diduga alami gejala Covid-19.

Menanggapi hal ini, dokter Muhammad Imron, Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, membenarkan adanya warga Curahdami yang meninggal dunia.

Namun demikian, kata Imron sapaannya, bahwa yang meninggal itu sebenarnya memiliki penyakit penyerta diabetes, hipertensi, dan TBC.

Kendati demikian, dia keluar masuk ke kota yang terjangkit. Kemudian dia sakit dan dirawat di Rumah Sakit Situbondo kurang lebih tiga hari. Lalu di Rumah Sakit Jember hanya semalam dan diperiksa darahnya di Laborat.

“Rencananya besoknya, minggunya mau diambil hembusan ditenggorokannya. Namun malam harinya sudah meninggal,” paparnya.

Lebih jelas Imron, bahwa dia juga termasuk ODP (orang dalam pantauan). Walaupun yang bersangkutan ini ada penyakit penyerta dan dirujuk bersama dengan PDP (pasien dalam pengawasan)

“Karena meninggal belum sempat dilakukan swap. Maka oleh RS. Soebandi dikirim kesini sesuai dengan protab,” ujarnya.

Sementara rekaman audio, Imron menyayangkan telah menimbulkan keresahan. Lantaran telah menjelaskan seolah-seolah yang bersangkutan meninggal karena positif corona. Padahal, kata Imron, tidak benar.

“Menimbulkan keresahan, seolah-olah ini meninggal karena positif Corona. Padahal tidak. Dinkes Provinsi juga sudah datang ke Puskesmas, dan RS
Soebandi,” tuturnya.

“Dan tidak dilakukan pembukaan untuk dimandikan jenazah lagi. Hanya dibuka plastik, ingin melihat wajah. Setelah itu ditutup, dan dimakamkan,” pungkasnya.

Untuk informasi dalam audio yang beredar di group-group whatsapp itu dijelaskan bahwa warga Curahdami tersebut telah menetap di Situbondo. Dan bekerja sebagai sopir, yang seringkali ke Jakarta.

Disebut di audio yang tak diketahui sumbernya itu, bahwa pihak keluarga telah membuka plastik untuk dimandikan bersama dan di ngajikan bersama.