Reporter : GN. Samoale

SANANA, terbitan.com – Agenda festival Maksaira yang dihelat bulan ini mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya, Himpunan Pelajar Mahasiswa Sula (HPMS)Ternate, Mereka menilai Pemda Kepsul lebih mementingkan even tersebut daripada membenahi jalan Lida Mantua yang telah dijanjikan Pemda.

Apalagi alokasi dana untuk program Dinas Pariwisata itu lebih besar yakni Rp 729 juta daripada perbaikan geometri gunung Lida Mantua yakni Rp 450 juta.

Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Sula, Armin Soamole menuturkan, jumlah warga yang meninggal dunia di tanjakan tersebut sebanyak 4 orang dan 23 lainnya mengalami luka berat dan patah tukang. “ HPMS Ternate sebenarnya sangat tersinggung dengan hal itu. Karena, festival Maksaira jauh lebih penting dengan jalan Mantua,” kata Armin kepada terbitan.com. Jumat (2/08)

Armin mengatakan, sebenarnya Pemerintah Daerah (Pemda) Kepsul tidak menghargai masyarakat di bagian Sulabesi Barat (Sulbar). Kalau memang Pemda Kepsul hargai masyarakat, tidak mungkin nilai proyeknya kecil seperti itu. “Masa jalan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat lebih kecil dari festival. Festival ini dilakukan demi keuntungannya siapa, jangan-jangan hanya kepentingan segelintir orang saja,” tegasnya

Kepulauan Sula ini, lanjutnya, sebenarnya belum layak melakukan festival. Sebab, dari kondisi pembangunan yang ada saat ini belum layak untuk lakukan festival. “Sula masih butuh pembenahan pembangunan. Kondisi pembangunan seperti di Sula ini jangan bikin malu-malu diri sendiri dengan pertontonkan keburukan pembangunan ke orang lain,” semprot Armin.

Sebaiknya, Armin menambahkan, anggaran yang dilakukan untuk festival itu dipergunakan untuk hal-hal yang lebih dibutuhkan oleh masyarakat banyak. Contohnya seperti jalan di lida Mantua, pembangunan mesjid Pohea, pembangunan pasar Basanohi dan masih banyak lagi yang ada di Sula. “Pemda jangan hanya pikir diri sendiri tetapi harus utamakan kebutuhan masyarakat,” cetusnya. {GNS}