Reporter : Adie
|
Editor : Adie

Oleh : Adie
Jurnalis Kabupaten Sampang

OPINI, Terbitan.com – Melanjutkan catatan sebelumnya yang meminta PJ Bupati Sampang Rudi Arifianto untuk tidak menjadi Budak Politik dalam memimpin Kabupaten Sampang rupanya semakin jelas.

Budaya tekan menekan rupanya semakin garang diserukan, sejumlah Penjabat Kepala Desa ditekan untuk mundur dari jabatan. Agar bisa diganti dengan PJ yang baru, dengan dugaan kepentingan politik seorang mentor itu.

Kasihan, karena haus jabatan apa pun dikorbankan, meski nantinya nekat menabrak aturan. Pemimpin yang harusnya konsentrasi pada Pembangunan, malah sibuk mengurus kepentingan. Ini bukan perubahan tapi justru tidak karuan.

Sejatinya jabatan hasil rampasan memang penuh perhitungan, jika tidak menguntungkan, mubazir dong sudah terlanjur makan banyak anggaran. Tapi bukan begitu juga caranya kawan. Permainanmu terlalu kasar tampak kalau tidak punya konsultan.

Padahal banyak cara untuk menggapai banyak tujuan. Meski tak harus dijalankan dengan cara saling tekan. Tapi bukan saya orangnya kawan, minimal sewa konsultan yang lebih berpengalaman.

Jangan semakan Mentor dengan Mandor. Meski sama-sama berakhiran or. Mentor itu mendidik sementara Mandor bisanya cuma memetik. Mandor cenderung mencari keuntungan atas usaha perorangan.

Menurutku, langkah itu jangan diteruskan, agar bisa menjabat lebih dari tiga bulan. Ini bukan lagi soal kekuasaan tapi demi keberlanjutan Pembangunan.

Sosok yang berasal Badan Riset dan Inovasi Nasional mestinya lebih Profesional, dan harusnya lebih alergi terhadap hal yang terlalu regional. Bukan malah main kotor demi tujuan seorang mandor. Eh. Maksudnya Mentor.

Artikel ini saya tulis agar menjadi renungan, bahwa semua kebijakan membutuhkan perhitungan. Bukan soal kalkulasi untung rugi, karena jabatan itu PJ Bupati bukan pedagang terasi.

E-KORAN