Reporter : Admin Terbitan

OPINI – Film Dua Garis Biru yang tayang di Bioskop Indonesia tahun lalu yang merupakan gambaran keras bagi para ibu/bapak orang tua mengenai kondisi saat ini di Negara kita Indonesia yang ketika membicarakan “Seks” adalah hal yang tabu. Banyak sekali pesan moral yang disampaikan dalam film tersebut, seperti pendidikan, ekonomi, latar belakang orang, mental remaja di lingkungan sosialnya dan masih banyak lagi.

Perkembangan anak pada masa ini banyak sekali mengalami perubahan yang signifikan dibandingan masa-masa sebelumnya. Anak-anak dimasa kini tumbuh bersamaan dengan kemajuan perkembangan teknologi yang sangat pesat sehingga membuat anak- anak masa kini lebih fasih dalam mempergunakan perangkat teknologi. Internet diibaratkan seperti dua mata pisau yang memiliki dua sisi yaitu kebermanfaatan dan kerugian. Kebermanfaatan berupa kemudahan dalam mengakses berbagai informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna teknologi tersebut. Sedangkan kerugiannya dapat juga dengan mudah mengakses hal yang sifatnya negatif atau informasi yang tidak sesuai dengan kapasitas perkembangan anak, salah satunya mengakses video pornografi.

Film merupakan media hiburan yang menampilkan audio yaitu suara dan visual yaitu gambar bergerak yang menampilkan suatu alur cerita didalamnya. Film sebagai media hiburan yang banyak disukai oleh masyarakat karena menampilkan effect dan alur cerita yang sifatnya menghibur. Namun apa jadinya jika film dibuat untuk konteks yang negatif? Seperti video kekerasan, pembunuhan, bullying dan pornografi yang menampilkan suatu yang tidak layak ditonton oleh masyarakat khususnya pada anak. Pastinya akan berdampak negatif dan mempunyai dampak sangat besar terhadap perilaku anak ketika sering menontonnya. Mudahnya mengakses film/video porno di internet memungkinkan anak secara bebas menonton sehingga menimbulkan kecenderungan bagi anak untuk menonton film porno secara berulang – ulang bebas tanpa diawasi.

“Pornografi merupakan gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat adegan kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat,” dikutip dari UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 Pasal 1 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI.

Anak muda jaman sekarang kebanyakan terjerat kecanduan film porno, kemudian lebih parahnya lagi bisa di praktikkan langsung terhadap teman atau pacarnya. Hal ini sangat berdampak negatif dan menimbulkan suatu tindak kecabulan terhadap diri anak dan juga melanggar norma kesusilaan yang ada di dalam masyarakat. Dampak psikis yang terjadi terhadap korban pencabulan juga menimbulkan trauma yang sangat berat dikemudian hari juga menimbulkan masalah baru dalam sebuah keluarga. Orang tua bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan anak, baik kesehatan jasmaniah maupun rohaniah agar terhindar dari bahaya lingkungan dan diri anak khususnya di jejaring media sosial.

Dampak pornografi dapat merusak otak, merusak kemampuan konsentrasi dan fokus, serta membuat anak akan kecanduan film porno dan mengalami penyimpangan seks. Hal ini sangat berdampak negatif dalam kepribadian anak itu sendiri dan juga menjadi beban kepada keluarga dan negara karena generasi muda yang nantinya diharapkan sebagai penerus bangsa untuk beberapa tahun kedepan rusak hanya dengan kecanduan akan menonton film porno. Beruntung jika anak hanya kecanduan film nya, mengkhawatirkan jika anak sebagai pelaku dalam pornografi karena jika terjadi akan merusak nama baik diri sendiri, nama baik keluarga dan masa depan. Dimasa yang akan datang rekam jejak digital yang ada di media sosial tidak akan hilang, sehinggga dikhawatirkan ketika mempunyai keluarga dan memiliki keturunan akan berdampak pada pertumbuhan anak itu sendiri karena stigma negatif orang sampai saatnya nanti.

Beberapa waktu yang lalu Warga Banyuwangi dikagetkan dengan viralnya video ABG berciuman di tempat umum. Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Niken, warga Genteng, di media sosial. Video itu diberi caption ‘Genteng🤣 udan udan lakok di losne’. Video tersebut memang diambil saat kondisi sedang hujan. Video berdurasi beberapa detik itu memperlihatkan ABG sejoli yang sedang berteduh di bawah guyuran hujan di depan sebuah toko. Terlihat sang wanita mengenakan kaos lengan panjang berwarna kuning lengkap dengan memakai hijab. Sedangkan ABG laki-laki memakai kaos berwarna abu-abu. Video viral tersebut sangat jelas memperlihatkan pasangan itu sedang bermesraan. Mereka sedang berciuman sampai mereka tidak mempedulikan suasana keramaian yang diduga berada di kota Genteng. Yang membuat miris lagi, dua sejoli ini sepertinya tak malu berciuman di tempat umum.

Ada lagi Ada video viral di Instagram beberapa waktu yang lalu mengenai sepasang remaja laki-laki dan perempuan terlihat sedang bercumbu dan meremas dada perempuan di depan umum. Dengan begitu santainya sepasang remaja tersebut melakukan hal yang tidak senonoh di taman, tepatnya di depan Kantor Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorogo Jawa Timur.Kejadian tersebut direkam oleh salah satu pengunjung perempuan dan tidak tahu bagaimana tindakan selanjutnya yang dilakukan oleh pihak kantor terkait kejadian tersebut. Yang ada di pikiran saya hanya, apakah mereka tidak malu melakukan hal tidak senonoh tersebut di depan umum? Dan apakah mereka tahu apa yang dilakukannya merupakan hal yang negatif?

Sudah diketahui bahwa media sosial (internet) terdapat banyak sekali informasi juga digunakan tidak hanya orang dewasa, anak mudapun juga menggunakan internet. Peran orang tua disituasi ini sangat penting yaitu dengan selalu memantau segala kegiatan anak mulai dari tindakan kecil sampai besar dan memberi tahu dengan cara edukasi seks secara terstruktur tidak hanya dalam sekolah agar anak tidak masuk dalam lubang kerusakan informasi negatif yang ada dalam di media sosial (internet).

Orang tua harus bisa mendidik dan membina anak-anaknya supaya menjadi manusia yang berguna dan berkepribadian cerdas dan terampil sehingga mampu mengemban tugas dan mengangkat nama baik keluarga bukan menjadi beban keluarga atau orang lain. Sikap orang tua juga sangatlah penting bagi anak yang kemudian akan dicontoh oleh anak, apabila sikapnya baik maka akan dicontoh baik dan begitupun sebaliknya, apabila sikapnya buruk maka akan dicontoh buruk oleh anak.

Jadi bisa kita simpulkan bahwa segala perilaku dan gaya hidup anak tergantung pada didikan orang tuanya, bagi sebagian besar orangtua kebanyakan lebih memilih sibuk dengan pekerjaan sehingga membuat jarak dengan perkembangan dan pertumbuhan anak, maka dari itu untuk menghindari hal yang tidak di inginkan, sebagai remaja muda harus lebih aktif dalam segala kegiatan yang positif agar terhindar dari pengaruh teman yang tidak baik dan perkembangan remaja liar diluaran. Karena jika sudah masuk dalam kehidupan luar yang jauh dari jangkauan orang tua akan susah mengembalikan sifat asli seorang anak. Peristiwa yang ada di masyarakat tersebut harapannya isa menjadi evaluasi kita semua dan kedepannya pendidikan seks bisa diakses dengan lebih mudah dan edukatif, juga sadar pemahaman tentang seks merupakan hal yang penting bukanlah hal yang tabu.

Oleh : Dimas Wahyu Ilmiawan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang

E-KORAN