Reporter : Terbitan Malang

MALANG, terbitan.com – Sampah dianggap sebagai permasalahan yang serius di berbagai wilayah Malang salah satunya di Desa Bendosari. Masyarakat Bendosari dalam hal ini masih kurang memiliki kesadaran dalam membuang sampah pada tempatnya, sehingga kebiasaan membuang sampah ke sungai, lahan kosong, dan hutan menjadi rutinitas yang membutuhkan solusi dengan segera. Permasalahan tersebut menjadi Inisiasi KKN 112 Universitas Muhammadiyah Malang, menghadirkan Dinas Lingkungan Hidup dan bekerjasama dengan Koordinator Wilayah 1 Kecamatan Pujon dalam penyuluhan pengelolaan bank sampah dan pupuk organik di Balai Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (24/07) Pukul 13:00 WIB.

Pemateri kegiatan ini yaitu Lusiani Ferelia Halim, ST, M.Ling selaku kepala seksi pengurangan sampah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Elya Daseni sebagai Koordinator Wilayah 1 Bank Sampah wilayah Pujon, dan Imam Adi sebagai Direktur Bank Sampah “Senyum” Terpadu 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Kegiatan ini disambut sangat baik oleh warga, pasalnya selama ini belum ada yang mengadakan kegiatan seperti ini. Ditegaskan oleh Elya, bahwa penyuluhan pengelolaan sampah yang telah ia diselenggarakan di wilayah Pujon, Desa Bendosari memang selama ini belum ada yang menghadiri untuk ikut serta.

I’anatut Thoifah, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing lapangan KKN 112 Universitas Muhammadiyah malang juga sangat men-support akan kegiatan positif tersebut, bu iana sebutnya mengatakan. “Ide kreatif dan inovatif mahasiswa akan peduli lingkungan patut di apreasi, karena kebersihan adalah cermin dari keimanan, selain itu kebersihan lingkungan juga memberikan dampak besar, salah satunya kesehatan, kenyamanan dalam beraktivitas dan tentunya terhindar dari ancaman banjir”

Materi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut adalah bagaimana cara mengurangi sampah seperti melakukan pembatasan, penimbunan sampah, pendaur ulangan sampah, dan memanfaatkan kembali sampah. Keantusiasan warga terlihat dalam sesi ini, dimana warga bertanya “bagaimana proses sampah organik menjadi berkah?” Lusiani sebagai pemateri memaparkan kembali dengan jawaban “sampah organik dimasukkan ke dalam drum dan diberi bahan EM4 disimpan selama empat hari, setiap satu minggu sekali dibuka dan diaduk. Disambung dengan pertanyaan warga selanjutnya.

“Bagaimana peng-optimalan dalam mengumpulkan sampah?” kemudian dijawab oleh Elya “dibentuknya orang-orang yang peduli lingkungan terutama sampah, dan dibentuk struktur organisasi untuk mengelolanya seperti ketua, sekretaris, dan bendahara.” Ujarnya.

Imam berharap kepada KKN 112 UMM untuk memprakarsai munculnya organisasi bank sampah yang akan menjadi solusi permasalahan lingkungan di desa Bendosari. Menurutnya pendirian bank sampah akan menjadi solusi terbaik dalam merubah perilaku individu yang awalnya acuh tak acuh menjadi peduli dengan sampah.

ketua BPD Bendosari sebut Ali Kirom Bendosari, sangat antusias dan mendukung program pendirian bank sampah. “Semoga masyarakat dan anak-anak karang taruna dapat tersentuh hatinya untuk peduli dengan sampah, terutama sampah plastik. Bapak Imam dan teman-teman KKN 112 yang harus menjadi contoh bagi masyarakat desa,” imbuh Ali Ikrom.