Reporter : Adie

SAMPANG, Terbitan.com – Nasib buruk kini dialami keluarga Holid (35) tahun warga Dusun Glisgis, Desa Gunung Maddah, Kecamatan Kota Sampang lantaran harus kehilangan putrinya Diana Ahdad yang masih berusia 10 tahun.

Pasalnya, sehari sebelum meninggal dunia korban dibawa ke Puskesmas Pembantu (Pustu) di dekat rumahnya lantaran sakit. Hingga akhirnya disarankan untuk rawat inap di tempat itu.

Menurut Holid orang tua korban mengatakan setelah dilakukan rawat inap dirinya hanya bersama keluarga menginap di Pustu tanpa ditemani satu perawat pun.

“Masuk ke Pustu sekitar Jam 11:00 pagi Selasa 26 Januari 2021, itu pun harus janjian agar putri langsung dapat ditangani. Ketika itu juga putriku di infus hingga rawat inap di Pustu itu. Tapi sayang semalam saya hanya bersama keluarga tanpa petugas sama sekali,” ujarnya pada wartawan saat ditemui di rumah duka, Rabu (27/01/2021).

Diceritakan panjang lebar, menurutnya putrinya kritis usai sekitar Jam 10:00 WIB keesokan harinya, Kepala Pustu datang memeriksa dan memberikan suntikan, sebelumnya akhirnya ditinggal pergi kembali.

“Besoknya sekitar Jam 10 dokternya baru datang, memeriksa lalu memberikan suntikan pada cairan infus yang diberikan sejak semalam. Habis itu dia (Dokter) pergi lagi,” jelasnya.

Lebih lanjut kata Holid, putrinya mengalami kejang dan terdapat bintik merah kebiruan pada kulitnya setelah sekitar dua jam menerima suntikan itu, sementara waktu itu menurutnya tidak ada petugas lantaran sudah ditinggal pergi usai memeriksa.

“Setelah sekitar dua jam dari pemeriksaan dan disuntikkannya obat itu anak saya kejang, hingga akhirnya sekitar jam 12:00 WIB siang tadi anak saya meninggal, sampai meninggal dokter itu tidak lagi datang meski kami hubungi,” tandasnya.

Hal berbeda disampaikan Ismail, Paman korban yang juga berada di lokasi saat kejadian itu, ia meminta pihak pemerintah dan penegak hukum untuk mengusut tuntas kejadian ini, mengingat tindakan dokter atau perawat tersebut sudah menelan nyawa.

“Kami harap ada tindakan atas peristiwa ini, baik dari pemerintah ataupun penegak hukum atas kelalaian dalam bertugas seorang perawat hingga memakan korban,” ungkapnya dengan kesal.

Jika tidak ada tindakan, ia menilai bukan tidak mungkin ada korban berikutnya yang akan menimpa. “Kami harap DM ini dipecat dan diganti yang lebih layak dan serius mengabdi oada masyarakat Gunung Maddah,” imbuhnya.

Sementara Domiri selaku kepala PUSTU Gunung maddah membenarkan bahwa dirinya tidak ada di tempat, ketika pasien sedang kritis sampai meninggal, dirinya meminta maaf atas segala sikap dan perbuatan yang membuat keluarga pasien kecewa.

“Saya minta maaf mas, atas semua ini, mulai kemarin memang pasien ini masuk ke Pustu, hingga hari ini meninggal, kami sudah melakukan tindakan dengan sesuai dengan tugas saya,” tuturnya.

Dirinya membanarkan sejak kemarin sering pulang hingga datang terlambat. “Memang saya mulai kemarin sering pulang hingga tadi siang saya datang terlambat, namun saya lagsung melakukan tindakan terhadap pasien sesuai pelayanan yang ada,” pungkasnya. (Adie)

E-KORAN

IKLAN UCAPAN IDUL FITRI