Reporter : Moh. Darma

BONDOWOSO, Terbitan.com – Belasan penyuplai kayu sengon dari berbagai kabupaten/kota, berdemo di pabrik triplek BIP (Bondowoso Indah Karya), PT Indah Karya, Senin (21/9/2020).

‘Pak Jokowi, Pak Erick, Ini Ada BUMN Gak Beres’. Itulah sebagian isi kalimat dalam banner yang dibentangkan oleh penyuplai kayu sengon, di depan pabrik triplek BIP (Bondwoso Indah Karya) PT Indah Karya.

Pabrik di bawah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) itu, didemo lantaran belum bisa melunasi hutang ke supplier. Tunggakan awal sekitar Rp 9,9 miliar. Namun sudah dibayarkan oleh pihak pabrik sekitar Rp 1,6 miliar.

Hingga sisa masih sebesar Rp 8 miliar lebih, yang menunggak hampir satu tahun. Demo kali merupakan kedua kalinya.

Dimana pada Juni 2020 lalu, para penyuplai tersebut melakukan aksi serupa. Namun kali ini massa yang diturunkan lebih. Tak hanya supplier, tapi juga diikuti puluhan karyawan.

Dalam aksi tersebut, sejumlah banner yang bertuliskan kritik dibentangkan. ‘Indah Karya Tak Seindah Namanya’. ‘Jangan janji-janji, tapi buktikan dengan bayar uang kami’, dan sebagainya.

Kordinator aksi demo, Nanang Sampurno mengatakan, bahwa kedatangan mereka ke Pabrik BIP, tak lain untuk menagih hutang, yang nilainya mencapai Rp 8 miliar lebih.

“Dari jumlah tersebut, pihak perusahaan menjanjikan bahwa Bulan Agustus kemarin, akan dicairkan sebesar 30 persen. Tapi sampai hari ini belum ada pencairan,” paparnya.

Padahal kalau merujuk pada kontrak, setiap dua minggu atau 15 hari. Pabrik akan membayar uang pemasokan sengon. “Tapi sudah hampir satu tahun tak dibayarkan,” imbuhnya.

Penyuplai asal Sragen itu memaparkan, bahwa sengon yang sudah diproses jadi triplek sudah habis terjual, namun penyuplai kayu tak dibayar. “Pabrik juga ada kemauan untuk mengasih kompensasi. Tapi itu hanya janji-janji,” imbuhnya.

Sementara itu, Asisten Direktur PT Indah Karya, Guskaryadi Arief mengatakan, pihak pabrik sudah sering berkomunikasi ke penyuplai dan mengakui bahwa pihak pabrik masih punya hutang.

“Cuma karena kondisi ekonomi saat ini. Kan tahu sendiri, nasional saja minus. Yang rencana kita (pembayaran, jadinya mundur,” katanya.

Pihaknya juga menyampaikan permohonan maaf dan meminta penyuplai bersabar dan memberikan pengertian. “Mereka tak mau tahu, pokoknya harus bayar sekarang,” imbuhnya.

Namun demikian kata dia, pihaknya juga sudah memberikan skenario. Bahwa pabrik melakukan sekma pembayaran, dimana jika uang untuk modal hasil meminjam ke bank. Maka pabrik siap membayar bunganya. “Bukan kompensasi ya, tapi membayar lebih lah. Tapi tidak bisa sekarang,” imbuhnya.

Sebelumnya total tanggungan Rp 9 miliar lebih. Namun sudah terbayarkan Rp sekitar 1,6 miliar. Sehingga sisa sekitar Rp 8 miliar. “Dari 11 supplier itu, sudah ada satu yang kita lunasi,” imbuhnya.

Penyuplai tersebut datang dari berbagai kabupaten/kota. Mulai Banyuwangi, Sragen, Jember, Bondowoso, Blitar, Lumajang bahkan dari Sulawesi.

Peserta aksi demo sempat memaksa untuk merangsek masuk, ke dalam Pabrik Bondowoso Indah Plywood PT Indah Karya. Namun tak jadi, karena dijaga aparat kepolisian. Kemudian setelah itu, pihak perusahaan menemui mereka.

E-KORAN