Reporter : Admin Terbitan

BONDOWOSO, terbitan.com – Pemkab Bondowoso menggelar pembinaan verifikasi dan vasilidasi jumlah data guru ngaji se-kabupaten Bondowoso. Sebagai peserta lembaga pendidikan keagamaan, di Pendapa Bupati Bondowoso, Jawa Timir, Rabu (13/3/2019)

Sambutan Bupati Bondowoso Drs. KH Salwa Arifin mengatakan bahwa saat ini data guru ngaji masih dianggap rumit. Pasalnya, tidak sama dengan data kelembagaan yang lain, seperti Masjid, Madrasah dan TK yang tidak ada perubahan.

Sejatinya, jumlah data guru ngaji sebelumnya sebanyak 5.665 orang. Pihaknya berharap agar jumlah tersebut dilakukan pendataan ulang untuk menaikkan honor yang semula Rp 800 ribu, naik menjadi Rp 1,5 juta.

“Sampai saat ini data guru ngaji masih ruwet, kadang jumlahnya naik dan turun. Kalau data kelembagaan saya kira tidak begitu karena tidak banyak perubahan,” jelasnya.

Sementara menyangkut guru ngaji, lanjut Bupati Salwa, harus mendapat perhatian dari pihak Camat dan Kades. Sebab, jumlah guru ngaji sebanyak 5.665 sering berubah, tergantung dari jumlah santri yang amat terbatas.

“Seperti jumlah santri didaerah Sumber Wringin. Ketika musim kopi, maka disana tidak ada guru ngaji karena tidak ada santri yang ngaji,” paparnya.

Menurutnya, penerima bantuan honor guru ngaji yakni guru ngaji yang ada musholla dan santrinya atau muridnya.

“Honor guru ngaji itu tidak hangus, masih ada. Hanya posnya saja yang berbeda. Kalau dulu melalui Dinsos, sekarang lewat Dinas Pensisikan dan Kebudayaan,” pungkasnya.

Sementara Rahmatullah, Kabid Kesra Bondowoso mengatakan bahwa tahun 2019 ini meminta kepada Kades agar jumlah guru ngaji sesuai dengan data yang benar.

Diakui meningkatnya jumlah guru ngaji setelah memasuki tahun politik seperti tahun 2019 ini. Kendatinya, banyak calon legislatif yang mengincar dan memanfaatkan tim suksesnya.

“Kadang ada guru ngaji baru yang misalnya ditempat mengajarnya diruang tamu (amper) atau di teras ya dirumahnya. Ngajar ngaji dulu, setelah itu diajukan. Maka ini menjadi perhatian bagi Kades,” tandasnya.

E-KORAN