Reporter : Admin Terbitan

MAGELANG, terbitan.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengandalkan Tim Penggerak PKK dan Pramuka untuk menekan laju penyakit tuberculosis (TBC). Dengan strategi itu, diharapkan Jawa Tengah jadi penyangga secara nasional dalam penurunan penyakit mematikan itu.

Hal tersebut disampaikan Ganjar pada Peluncuran Awal Peringatan Hari TBC Sedunia dan Peringatan 70 Tahun Kemitraan Amerika Serikat dan Indonesia, di Kawasan Candi Borobudur, Magelang, Minggu (10/3/2019). Menurutnya, saat ini di Indonesia terdapat 446.732 kasus TBC yang terlaporkan dari taksiran kasus sebanyak 842.000 kasus. Dari jumlah tersebut, 49.619 kasus TBC berada di Jawa Tengah dan diperkirakan terdapat 143 kematian per 100 ribu penduduk.

“Ini kita buru terus karena ini masalah yang sangat serius. Makanya sejak 2013 sampai 2018 kita dorong terus melalui peraturan-peraturan. Untuk teknis, kita punya 67 alat tes TBC yang kita sebarkan di 35 kabupaten kota,” beber gubernur.

Ditambahkan, TBC menjadi salah satu penyakit mematikan di dunia, bahkan Indonesia menempati peringkat ke tiga setelah India dan China. Di Indonesia, TBC merenggut nyawa 301 orang setiap hari. Sementara, penderita resisten obat sebanyak 5.070 orang, dan penderita anak mencapai 4.909 orang.

Namun di sisi lain, ungkap Ganjar, tingkat keberhasilan pengobatannya mencapai 86 persen. Salah satu faktor keberhasilan pengobatan TBC adalah faktor pendampingan. Tapi sebaliknya, penyebab terbesar persebaran penyakit ini adalah karena minimnya pengetahuan tentang TBC.

“Salah satu penyebabnya karena latar belakang pengetahuan masyarakat yang minim tentang penyakit TBC. Maka kita butuh agen-agen. PKK dan Pramuka sangat tepat untuk diterjunkan dalam gerakan ini,” jelas mantan anggota DPR RI ini.

Ganjar menyampaikan, yang menjadi kendala penyembuhan TBC karena penderitanya kebal obat adalah kejenuhan mengonsumsi obat. Untuk mengatasinya dibutuhkan PMO (pendamping minum obat), terutama dari orang-orang terdekat. Karena seorang pasien TBC harus mengonsumsi 114 ribu butir obat selama 24 minggu atau enam bulan.

“Jika tidak ada pendamping, mereka cenderung lupa, malas atau frustasi. Penyakit TBC ini lebih berbahaya karena penularannya hanya melalui (virus yang terbawa) ludah ataupun batuk,” tegasnya.

Duta Besar Amerika Serikat untuk RI Joseph R Donovan Jr, mengatakan gerakan pengentasan TBC menjadi salah satu agenda perayaan 70 tahun jalinan antara Amerika Serikat dan Indonesia. Di tahun ini, eliminasi TBC harus jadi prioritas tertinggi kedua negara.

“TBC bisa dicegah dan disembuhkan. Penderitanya 10 juta (orang) di dunia dan telah merenggut 1,7 juta jiwa, 100 ribu (orang) dari Indonesia. TBC jadi ancaman serius bagi kesehatan global. Saya salut dengan kerja penanggulangan TBC di sini. Saya percaya dengan gerakan luar biasa ini dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/ kota, LSM dan masyarakat,” tandasnya.