Reporter : Moh. Darma

BONDOWOSO, Terbitan.com – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai partai yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama (NU). Dalam proses pencalonan legislatif PKB minta restu ke NU.

Kemudian setelah dinyatakan mendapatkan kursi terbanyak, PKB serahkan hasilnya ke NU. Serta setelah dilantik seminggu lalu, Jum’at (23/8/2019) sebanyak 14 Anggota F-PKB di DPRD Bondowoso minta diambil sumpahnya (baiat) lagi oleh NU.

Hadir dalam pembaitan dan pembekalan pimpinan dan 14 Anggota Fraksi PKB Bondowoso itu, Rais Syuriah PCNU KH Asy’ari Pasha, Ketua PCNU KH Abdul Qodir Syam, pengurus PCNU yang lain, MWC NU di 23 kecamatan dan tokoh-tokoh NU yang lain.

Baiat itu merupakan bentuk komitmen PKB, untuk terus mengikuti arahan NU yang diikuti oleh Ketua DPC PKB yang merupakan Ketua DPRD sementara, H Ahmad Dhafir. Ketua Fraksi H Tohari, dan anggota DPRD Fraksi PKB yang lain.

Sumpah dan janji anggota Fraksi itu dipimpin langsung oleh Rais Syuriah PCNU KH Asy’ari Pasha, dan disaksikan oleh toko-toko NU yang lain, di Auala PCNU, Sabtu (31/8/2019).

Usai acara, Ketua DPC PKB, Ahmad Dhafir menjelaskan, bahwa permintaan baiat dan pembekalan ini bukanlah politisasi, apalagi menggangu khittah NU.

Namun, hal ini bentuk kesadaran anggota PKB Bondowoso, bahwa saat lahirnya  partai besutan Gus Dur pada tahun 1998 itu, dideklarasikan oleh PC NU dan MWC NU.

“Maknanya PKB ini harus menjadi alat perjuangan NU di pemerintahan. Itulah kemudian anggota PKB saya ajak untuk membaiatkan diri. Bukan dibaiat, kalau dibaiat itu kehendak PC NU, tapi ini kami yang meminta,” ujarnya.

Melalui pembaiatan ini, ke depan pihaknya akan memperjuangkan saran NU yang sejak awal selalu memberikan pondasi bahwa NKRI harga mati, dan Pancasila sudah final.

“Sehingga nanti direalisasikan dalam memperjuangkan berbagai saran NU, untuk masyarakat,” jelasnya.

Sebagai Pimpinan DPRD, Dhafir akan memahami kondisi masyarakat Bondowoso, dengan berpegang teguh pada kepentingan rakyat tanpa membeda-bedakan agama, RAS dan golongan.

Dalam kesempatan itu, Ketua Tanfidziah PCNU Bondowoso, KH Abdul Qodir Syam menyarankan, PKB harus mengetahui siapa yang benar-benar bela negara di parlemen. Baik yang sama maupun tidak sama ideologinya.

“Kenapa ada istilah kawan lawan. Sebenarnya ingin mengetahui sejauh mana benar-benar ada kesamaan visi, di dalam meperjuangkan ketahanan NKRI,” paparnya.

Apalagi saat ini getol penggunaan label syar’i dalam setiap kebijakan. Maka PKB diminta untuk mempelajari dulu, apakah ada kesamaan visi atau tidak dengan NU.

Karena kata dia, apa yang ada di Indonesia ini khususnya yang menajdi pilar negara, sebenarnya sudah syar’i. Karena itu menjadi keputusan para pendiri NKRI dan para ulama.

“Saya yakin itu semua sudah syar’i. Apakah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan lain sebagainya,” paparnya.

Hal ini kata dia, sesuai dengan Hadits Nabi dalam Arba’in. Bahwa apa yang menjadi pendapat orang Islam bahwa itu suatu yang baik, maka menurut Tuhan itu baik.

“Ulama yang menganggap Pancasila baik, maka tuhan menganggap Pancasila itu baik. Kurang syar’i bagaimana Pancasila. Yang kita tolak adalah yang menganggap Pancasila itu tidak syar’i,” pungkasnya.

E-KORAN

IKLAN UCAPAN IDUL FITRI