Reporter : Adie

SAMPANG, Terbitan.com – Munculnya dugaan pemotongan (penyunatan) penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Gunung Eleh, Kecamatan Kedundung, Kabupaten Sampang, Madura Jawa Timur mulai ramai diperbincangkan.

Mbah Muriyah, salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT asal Dusun Bangsal, Desa Gunung Eleh Kecamatan Kedudundung, Kabupaten Sampang yang hidup dengan penuh keterbatasan haknya diduga dipotong oleh warung elektronik (e-warong) Desa setempat.

Seperti yang marak diberitakan di media, Mbah Muriyah hanya menerima Beras 5 kilogram dan Telur setengah kilogram, sementara dirinya juga tidak tahu berapa saldo yang dimiliki dalam kartu kombonya.

“Saya makan bersama cucu saya hanya mengandalkan BPNT saja, kadang juga ada tetangga yang membantu, saya hanya menerima bantuan kartunya dipegang pemdes,” ungkapnya, Selasa (15/3/2021).

Sementara saat dikonfirmasi Kepala Desa Gunung Eleh Akhmad Mohtadin membantah informasi dugaan pemotongan atau penyunatan dalam penyaluran BPNT yang diterima Mbah Muriyeh, menurutnya program itu selalu dalam pengawasan dirinya.

“Tidak ada pemotongan mas, sejak 2021 Mbah Muriyah termasuk pada bagian orang atau KPM yang mengalami saldo Nol, sehingga dikasih itu saja karena kebijakan kami, karena yang bersangkutan hidupnya terbatas. Sehingga kami bantu dengan kebijakan itu,” bantahnya.

Dikatakannya, sekitar kurang lebih 250 KPM di Desanya mengalami saldo Nol yang disebabkan oleh data tidak valid, sehingga harus diperbaiki, dan selama dua bulan ini menurutnya KPM saldo Nol tidak menerima bantuan itu.

“Hanya kebijakan kami yang tidak menerima masih diberi juga, kami juga kasihan kalau biasa menerima lalu tidak menerima bantuan,” sambungnya.

Ditanya mengenai data yang tidak valid apakah sudah diperbaiki atau tidak, pihaknya mengaku semua sudah disetorkan. Namun, menurutnya tidak serta merta kemudian langsung dapat.

“Perbaikan semua sudah kami setor, tapi semua butuh proses tidak langsung dapat,” imbuhnya.

Pria yang juga Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Sampang itu ketika disinggung saat normal tahun 2020 lalu, item apa saja yang disalurkan kepada KPM BPNT oleh e-Warong di Desa setempat, dirinya mengaku sesuai aturan pihaknya menyalurkan beras dan telur.

“Sesuai aturan yang boleh kan hanya beras dan telur, per KPM kami kasih beras 10 kilogram dan Telur kilogram,” jelasnya.

Disinggung mengenai kebutuhan gizi atau karbohidrat sesuai Pedoman Umum (Pedum) BPNT tahun 2020, dirinya mempertegas hanya menyalurkan dua item saja yakni beras dan telur.

“Misal telur diganti tempe tidak apa-apa, tapi kami hanya menyalurkan beras dan telur, beras 10 kilo dan telur 1 kilo,” tandasnya.

Sementara menanggapi dugaan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang dipegang pemerintah Desa atau di koordinir oleh pihak Desa, pihaknya mengaku jika itu tidak benar, menurutnya hal itu hanya dibantu saat melakukan penggesekan saja.

“Tidak benar jika kita disebut pegang kartu KPM, biasanya apel hanya membantu saat penggesekan, setelah itu dikembalikan,” pungkasnya.

Sekedar untuk diketahui, saldo yang diterima KPM sejak pandemi Covid-19 dari Rp150 ribu ditingkatkan menjadi Rp200 ribu per KPM, dengan tujuan kebutuhan karbohidrat yang dibutuhkan masyarakat dapat terpenuhi.

Sementara untuk e-Warong dilarang mengambil keuntungan di atas Rp25 ribu. Yakni Rp25 ribu adalah keuntungan maksimal yang boleh diambil oleh e-Warong dalam distribusi atau transaksi Bansos BPNT.

E-KORAN