Reporter : Adie

SAMPANG, Terbitan.com – Ambruknya jembatan penghubung Desa Daleman – Pasarenan, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang langsung mendapat respons banyak kalangan, termasuk Kepala Desa setempat.

Jembatan yang ambruk pada Rabu malam 16 Desember 2020 itu merupakan jembatan yang berada di Dusun Laeran, Desa Daleman. Sempat di portal oleh masyarakat sebelumnya karena kondisi sudah tidak memungkinkan untuk dilintasi.

Berdasarkan keterangan warga sekitar ada beberapa fakta yang menjadi penyebab ambruknya jembatan tersebut, salah satunya adalah curah hujan yang sangat tinggi hingga menyebabkan banjir.

“Penyebab utama yang kami tahu, karena hujan lebat sampai menyebabkan banjir hingga beberapa hari, sehingga terjadi longsor di sekitar jembatan,” ujar Husairi, Kamis (17/07/2020)

Selain itu, ia menilai jembatan tersebut sudah berusia cukup lama, serta sempat beberapa tahun yang lalu juga. “Suara ambruknya sangat terdengar keras, karena rumah saya tidak jauh dari lokasi, secara bangunan memang cukup lama,” tambahnya.

Ambruknya Jembatan itu merupakan kali kedua setelah pernah ambruk di sekitar tahun 2014 lalu. “Pada tahun 2014 ambruk di ujung selatan sedangkan kali ini di ujung utara,” jelasnya.

Disampaikannya, kejadian itu terjadi sekitar pukul 19.11 WIB jembatan itu ambruk kemudian dirinya langsung melihat kondisi kebenarannya. Menurut Husairi jembatan itu memiliki panjang sekitar 24 meter merupakan akses utama aktivitas masyarakat dan santri.

“Semoga Pemerintah Kabupaten Sampang segera mengambil tindakan karena jembatan ini merupakan infrastruktur vital bagi perekonomian masyarakat setempat,” tambahnya.

Sementara Kepala Desa Daleman Hj. Nor Hasanah tidak lama dari kejadian itu langsung meninjau di dampingi oleh jajaran Polsek Kedungdung dan Koramil.

“Yang sabar ini merupakan musibah kita bersama semoga dalam waktu dekat Pemerintah segera menemukan solusi,” ucapnya kepada masyarakat.

Pihaknya langsung memasang portal di tengah jembatan agar tidak ada masyarakat yang melintas selama belum ada tindakan dari Pemerintah Kabupaten.

“Bahaya sekali kalau ada masyarakat maksa melintas karena posisi jembatan sangat membahayakan,” pungkasnya. (Adie)

E-KORAN