Reporter : Admin Terbitan

TANGERANG, terbitan.com – Puluhan hektare lahan sawah di Desa Jengkol Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang kini terbengkalai dan menjadi lahan tidur. Hal ini karena para petani pemilik lahan itu kesulitan mendapatkan air. Saluran irigasi yang ada rusak dan tidak bisa mengalirkan air ke lahan-lahan warga. Akibatnya, para petani banyak yang menganggur dan kehilangan mata pencaharian.

Tokoh masyarakat Desa Jengkol H. Bustomi mengatakan, sudah sejak 4 tahun terakhir, para petani di kampungnya tidak bisa menanam padi. “Mereka menyampaikan keluhan kepada saya. Gimana mau menanam padi, aliran air irigasi tidak masuk ke sawah-sawah petani,” kata pria yang akrab disapa warga dengan sebutan HBS ini.

Menurutnya, sedikitnya ada 30 petani yang kini kehilangan mata pencaharian. Sementara, hingga sekarang belum asa solusi kongkrit dari pihak terkait untuk memperbaiki saluran irigasi tersebut.

Saat berkeliling di lokasi lahan bersama HBS Senin (1/4), terlihat saluran irigasi itu mengering dan dipenuhi banyak rumput dan tumbuhan liar lain. “Sebenarnya, kalau pihak terkait serius memperbaiki kerusakan irigasi ini, tidak butuh waktu lama. Tinggal dibersihkan dan mengangkat lumpur karena memang sekarang terjadi pendangkalan,” tutur pria low profile ini.

Dia juga merasa heran, kenapa sampai sekarang masalah ini dibiarkan berlarut-larut hingga merugikan petani. “Mereka juga tidak bisa mengandalkan air hujan untuk mengairi sawah apalagi sekarang musimnya sulit diprediksi,” ujarnya.

Sejumlah pemilik lahan ada yang kini membuat sumur bor di sekitar sawah yang kering. Namun hal ini juga tidak bisa berfungsi secara maksimal karena air yang dihasilkan tidak bisa memenuhi kebutuhan lahan yang ada.

Haji Bustomi berharap, masalah ini bisa diselesaikan secepatnya agar tidak menimbulkan kesusahan warga Jengkol. “Cukup empat tahun saja warga di sini menderita dan kehilangan mata pencaharian. Saya mohon, pihak terkait bisa segera memperbaiki saluran irigasi agar aliran air bisa lancar kembali,” tutupnya.

E-KORAN