Reporter : GN. Samoale | Editor : Mujiarto

SANANA, Terbitan.com || Hingga saat ini, tim penyidik Polres Kepulauan Sula terus mendalami dan melakukan penyelidikan terhadap kasus dugaan pengeroyokan dan penganiayaan terhadap korban Fatima Teapon alias Mina yang terjadi di Desa Mangon, Komplex Tanah Abang, Kecamatan Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula

Kasus dugaan tersebut dilaporkan oleh korban Mina ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Kepulauan Sula pada 6 Maret 2024 dengan terlapor Rosmini Umafagur alias Yuyun serta salah satu saksi, Hayati Lek saat ini dalam proses penyelidikan

Sementara itu,Korban Fatima, menjelaskan, bahwa ada tiga orang pelaku merupakan anak dan ibu yakni, Ibu Hasna dan kedua anaknya Yuyun dan Mina yang diduga melakukan penganiayaan dan pengeroyokan kepada dirinya, “kata Fatima saat dikonfirmasi, Selasa (23/4/24)

Selajutnya, Fatima juga mengatakan, bahwa , dia ini ada hubungan keluarga yang sangat dekat dengan pelaku, karena ayah mereka Abdula Umafagur atau biasa disapa Ko Dula adalah kakeknya, biasa dipanggil dengan sebutan Tete Ko, beliu bekerja sebagai tukang bangunan

“Sampai terjadinya aksi penganiayaan terhadap diri yang dilakukan oleh istri Tete Ko, Hasna dan kedua anaknya, Yuyun dan Mina itu lantaran mereka diam – diam menuduh Hayati Lek selingkuh dengan Tete Ko serta menuduh saya yang menjadi sponsor dan sering mengambil uang di Tete Ko untuk diberikan kepada Hayati. Padahal kasihan saya ini tidak tau apa- apa, bahkan Hayati Lek pun juga tidak ada hubungan apa-apa dengan Tete Ko, “ungkapnya

Kemudian Pada sabtu 6 Maret 2024, sekitar pukul 8.00 Wit. Saya sudah berada di tempat kerja di Desa Mangon Arpon, tiba – tiba salah satu anak dari Tete Ko, Yuyun (Pelaku) datang memanggil saya, “Ibu mari kerumah dolo, Abang Alan sudah tunggu, kita mau menyelesaikan masalah, “ujar pelaku mengajak Saya

Saya bertanya, ada masalah apa ini..? Pelaku Yuyun menjawab, kita pigi dulu, karena Hayati sudah berkelahi dengan Mina di pasar, jadi ini Hayati sudah ada di rumah dan mau menyelesaikan masalah,”ucap pelaku.

Pelaku pun langsung membonceng saya dengan Speda Motornya menuju ke rumahnya di Desa Mangon tepatnya di komplex tanah abang.Saat tiba di depan rumah, saya melihat mereka saling beradu mulut dengan Hayati. Ketiga pelaku menuduh Hayati berselingkuh dengan orang tuanya, Tete Ko. Saya merasa bingung sekalugus menjelaskan kepada istri Tete Ko dan dua orang anaknya, bahwa saya tidak pernah sponsor Hayati dan Tete Ko dan bahkan Hayati dan Tete Ko ini tidak ada hubungan apa-apa.

Kalian bertiga ini semua orang sekolah, jadi tolong jangan buat malu orang tua kalian Tete Ko ini. Ayah kalian ini, kakek saya, jadi tolong jangan dipermalukan, Setelah saya habis omong, tiba – tiba Tete Ko langsung berdiri dan memukul anaknya Mina, “katanya

Kemudian saya melihat Yuyun mengambil kayu, saya pun berfikir dia mau memukul Tete Ko, eh ternyata dia malah memukul saya, saya menangkis dengan tangan, dan serentak itu istri Tete Ko Hasna dan anaknya Mina pun langsung ikut memukul secara membabi buta sampai muka saya berlumuran darah. Muka dan belakang serta kepala, mereka memukul sesuka hati.

“Beruntung ada orang datang dan melerai mereka, kalu tidak bisa-bisa mati saya. Saya pun langsung menyampaikan kepada pelaku, kalian datang memanggil saya secara baik-baik dengan alasan mau menyelesaikan masalah, dan bahkan masalah saya sendiri masih bungung, eh ternyata kalian mala memukul saya, “Maka saya akan lapor kalian di Polres Kepulauan Sula, ” tindasnya.

E-KORAN

IKLAN UCAPAN IDUL FITRI