Reporter : Admin Terbitan

MAGELANG, terbitan.com – Buah alkisah, pernahkah Anda mendengar nama itu? Bagaimana bentuk dan rasanya?

Alkisah adalah salah satu buah unik yang dipamerkan dalam Festival Buah 4 Jateng 2019 di Lapangan Samudra Raksa, Pintu 8 Kawasan Taman Wisata Candi Borobudur. Buah yang berasal dari Kabupaten Blora ini berbentuk menyerupai mangga, berwarna oranye, memiliki tekstur seperti ubi jalar, namun rasanya mirip sawo. Sama seperti buah lainnya, alkisah bisa langsung dimakan tanpa dimasak. Sayangnya, buah ini tak bisa setiap saat dinikmati. Sebab, alkisah hanya berbuah setahun sekali.

Selain Alkisah ada juga buah Kawis yang berasal dari Rembang. Kawis seringkali dinikmati dalam bentuk sirup. Tapi, sensasinya jauh berbeda jika buahnya dimakan langsung. Alkisah dan kawis dijual dengan harga 15.000 per kilogram. Sangat terjangkau bukan?

Tak hanya menyuguhkan aneka buah lokal, Festival Buah juga dimeriahkan dengan lomba fruit curving atau memahat buah. Kepala Seksi Tanaman Sayuran Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Ani Mulyani menyampaikan, lomba tersebut diikuti oleh 31 peserta mulai dari siswa SMK, PKK, hingga komunitas. Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun ini peserta hanya untuk pemula, bukan profesional. Tujuannya, untuk mengasah kemampuan pada seni fruit curving. Sehingga pemenangnya nanti tidak didominasi oleh profesional.

“Tahun lalu banyak yang profesional, sekarang yang sudah profesional tidak. Jadi ini yang pemula-pemula biar levelnya sama. Karena kalau dicampur pemenangnya jadinya profesional. Padahal kita kan hendak menumbuhkan kreativitas mereka, baik dari sekolah tata boga, SMK, PKK, jadi biar levelnya sama,” jelasnya, Minggu (10/3/2019).

Ditambahkan, panitia tidak menentukan tema dan media sayur maupun buah yang akan dilombakan. Sehingga peserta bebas menggunakan media dan menentukan tema masing-masing. Namun juri akan menilai keselarasan antara tema dan media yang digunakan. Kehalusan ukiran pun menjadi kriteria penilaian para juri. Selain fruit curving, juga diselenggarakan lomba mewarnai buah untuk anak sekolah.

Anton, pengunjung asal Magelang, mengaku baru keli pertama menghadiri Festival Buah. Namun, dia yang datang bersama anak dan istri antusias melihat aneka buah lokal dan sayuran di tempat itu. Namun, Anton berharap mendatang semakin banyak ragam buah yang dipamerkan dan dijual, baik buah khas Jawa Tengah maupun Indonesia.

“Buahnya lebih beranekaragam lagi, karena ini kan buahnya sesuai dari daerah masing-masing, mungkin nanti ada yang lebih dari luar Jawa lagi,” katanya.

Berbeda dengan Anton, Rini yang tinggal di sekitar Borobudur merasa senang berkesempatan membeli buah-buah lokal dengan harga terjangkau. Dia menyempatkan datang di Festival Buah setelah tahun sebelumnya puas menikmati buah berkualitas dengan harga terjangkau.

“Harapanya untuk ke depannya lebih meriah lagi, lebih komplet lagi buahnya. Kalau bisa harganya lebih murah lagi,” tuturnya.

E-KORAN