Reporter : GN. Samoale

SANANA, Terbitan.com – Pembangunan fisik dana desa (DD) di Desa Lokokadai, Kecamatan Mangoli Barat, Kabupaten Kepulauan Sula(Kepsul) diduga asal jadi.

Seperti yang dikatakan oleh sala satu warga yang namanya tidak mau dipublikasikan bahwa pembangunan fisik dana desa tahun anggaran 2018 dan 2019 ini banyak sekali mendapatkan keluhan. Bahkan pihak Inspektorat juga dikabarkan sudah memberikan teguran agar diadakan perbaikan pembangunan baik drainasi, tembok penahan gelombang serta paret tambatan perahu di desa setempat.

“Saat pembangunan masyarakat juga tidak dilibatkan. Tiba-tiba sudah dibangun. Perbaikannya juga cuma disiram sama semen aja. Jadi ada 3 hal yang menurut penilaian kami menyalahi aturan,” katanya.

Dengan adanya kejadian ini, dirinya meminta pihak yang berwenang menangani masalah itu untuk benar-benar teliti terhadap realisasi hasil pembangunan dana desa. Karena tujuan dari pemberian dana desa adalah guna memberikan manfaat bagi masyarakat.

“Dana desa diperuntukan bagi pembangunan guna kesejahteraan masyarakat, bukan uang kepala Desa Lekokadai, “Mala Dia juga sampaikan bahwa Bapanya Kepala Desa serta anak jadi bendahara desa, “ujar kepada TerbitanNews, com, Minggu (15/03/2020) kemarin.

Selanjutnya, jika proses pembangunan dana desa tahun 2018 sampai 2019 sudah dari awal dinilai menyalahi aturan. Karena tidak adanya keterlibatan masyarakat dalam realisasinya. Demikian juga dengan hasil pembangunannya yang hanya sekedar dikerjakan tanpa kualitas, “kata narsumber.

Padahal, lanjutnya, dana yang digelontorkan pemerintah tidaklah sedikit, sampai diatas Rp1 miliar lebih, Sementara hasil pembangunan yang didapatkan oleh masyarakat tidaklah berkualitas karena cepat rusak dalam tempo yang singkat.

“Kami berharap aparat penegak hukum bersikap tegas dan tidak tebang pilih. Supaya hasil pembangunan kedepan betul-betul bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.

UM (48), sebagai ketua RW. 02 mengatakan bahwa kami sebagai aparat desa juga terlibat dalam pekerjaan pembangunan drainasi bahkan semua proyek yang ada di desa Lekokadai, kami juga sama – sama mengawasi, “katanya.

Ia juga mengatakan bahwa proyek drainasi yang di kerjakan itu diatas pembangunan yang lama, hanya kita tempelkan saja, sehingga datangnya banjir mengakibatkan bangunan drainasi tersebut rusak, seperti yang di lihat,”ucapnya.

Menurut ketua BPD sekaligus Ketua BUMDes lekokadai, M.Matokah
saat di wawancarai wartawan depan rumahnya mengatakan bahwa pembuatan pembanguna drainasi tersebut panjanya sekitar 400 lebih yang dikerjakan, tapi masih ada penambahannya sekitar 50 m, “Kemudian dia juga menyampaikan bahwa tidak ada papan Informasi
yang dipasang, “katanya.

Sementara itu Kepala Desa Lekokadai, Amrin Laode Meko Arham saat didatangi ke kantor maupun di rumahnya tidak menemukan, hingga berita ini ditayangkan. {GNS}