Reporter : Herlambang | Editor : Terbitan Jakarta | Publisher : Adie

BEKASI, Terbitan.com – Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin meresmikan Jababeka Medical City Pada Rabu (1/3) di Bekasi Jawa Barat. Ini merupakan nyata peranan pihak swasta dalam memperkuat ketahanan kesehatan dengan menjadikan aspek kesehatan sebagai prioritas dalam pembangunan wilayah.

Dalam sambutannya Menkes menyampaikan, dibutuhkan investasi yang nyata dalam sektor kesehatan untuk memajukan pelayanan kesehatan di Indonesia. Setidaknya ada tiga investasi yang dibutuhkan, jelas Menkes Budi.

”Pada level pertama adalah investasi manufakturing produk kesehatan, baik yang bentuknya alat kesehatan maupun produksi terapi seperti obat dan vaksin. Pada level kedua adalah investasi pendidikan kesehatan atau Healthcare Education, dan level ketiga adalah Healthcare Service atau pelayanan kesehatan,” ujar Menkes Budi.

Investasi bidang kesehatan, lanjut Menkes sejalan dengan program besar yang saat ini dijalankan oleh Kementerian Kesehatan yakni transformasi kesehatan. Pada pilar pertama transformasi layanan kesehatan primer, investasi promotif preventif dapat dilakukan melalui skrining dan surveilans.

Potensi investasi manufakturing dalam negeri masih sangat tinggi untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan. Di Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, skrining untuk Stunting saja, dibutuhkan sekitar 300.000 antropometri untuk pengukuran Bayi dan 18.000 pemenuhan USG di Puskesmas, belum lagi 14 skrining mandatori untuk layanan BPJS.

”Manufakturing untuk 14 Skrining Mandatory BPJS, Antropometri untuk timbangan bayi, Kalau bapak ada produksi dalam negeri, kita beli,” ujar Menkes.

Demikian juga untuk layanan kesehatan rujukan, lanjut Menkes dari 3000 rumah sakit, baru 200 rumah sakit yang memiliki mamograf untuk deteksi dini kanker payudara.

Investasi pendidikan kesehatan, lanjut Menkes juga memegang peranan penting mengingat adanya 3.000 rumah sakit di seluruh wilayah indonesia yang harus terpenuhi kebutuhan dokter dan dokter spesialis.

E-KORAN