Reporter : Admin Terbitan

BORONG, terbitan.com – Pelayanan para petugas di Puskesmas Mukun, Kab. Manggarai Timur, NTT dikeluhkan oleh pasien.

Keluhan itu disampaikan oleh Sergius, seorang keluarga pasien penderita TBC melalui surat terbuka yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Timur.

Dalam surat yang ia post melalui Group media sosial Facebook “Demokrasi Manggarai Timur” itu, dirinya merasa dipermainkan oleh pihak Puskesmas.

Pada akhir surat tersebut, Sergius memberikan sebuah catatan berupa harapan agar suratnya ini dibaca oleh awak media lokal untuk dipublikasikan.

Dirinya juga menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab jika suratnya ini dipersoalkan dikemudian hari.

Berikut petikan Surat terbuka tersebut;

SURAT TERBUKA UNTUK KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. MANGGARAI TIMUR.

Kepada yth.
Bapak/Ibu kepala dinas kesehatan Manggarai Timur
Di
Borong

Dengan Hormat.
Menyikapi permainan cantik yang Bapak/ Ibu peragakan di setiap tingkat pelayanan kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) di Manggarai Timur, sungguh dan sangat memperihatinkan dan sangat menambah duka bagi kami kaum bawah. Kenyataan pahit ini terjadi pada keluarga saya yang serasa di permainkan oleh pihak puskesmas MUKUN. Kronologis masalah ini sangat menyakitkan. Awalnya pasien atas nama GS, mengalami penyakit yang tergolong kronis yakni TBC, dan dia sempat diobatkan secara intensif selama 6 bulan lalu. Setahun berlalu dia kambuh lagi, lalu keluarga saya kembali mendaftarkan pengobatanya ke puskesmas Mukun. Melalui pemeriksaan ulang setelah di periksa hasilnya bahwa TBC nya kambuh lagi, lalu pihak saya meminta untuk di obatkan lagi seperti biasa, namun jawabanya tunggu, stok obat sudah habis. Kemudian karena kondisinya sangat drop lalu keluarga saya memutuskan untuk mencoba merekomendasikan ke puskesmas MAMBA. Setelah ke Puskesmas Mamba, pihak disana meminta surat rekomendasi dari puskesmas Mukun, lalu dengan kondisi yang cukup lemah pasien ini balik lagi ke kampung. Jarak dari puskesmas ke rumahnya cukup jauh apa lagi jalanya yang sangat parah menambah parahnya sakit yang dia alami. Mendapat info dari puskesmas Mamba lalu keluarga saya terus ke Mukun untuk meminta surat tersebut, lalu 2 hari berturut-turut jawaban dari pihak puskesmas Mukun, selalu berbeda-beda dengan jawaban sebelumnya.
1. Kantornya tutup (maklum waktu itu jam
2 siang mungkin Puskesmasnya tutup
jam 12 atu jam 11)
2. Jawaban kedua, Bapak tidak bisa minta
surat rekomendasi karna tidak punya KIS. Bapakku pun pulang dengan badan penuh kesedian di baluti dengan air mata sedih di pipihnya yg sudah setengah keriput. Diaa tidak peduli sepanas apa sinar matahari.
Tidak sampai disitu pihak Puskesmas tidak memberikan selembar surat pun bahkan surat daftar diri yg mengatakan bahwa pasien ini berada di bawa daerah penangannya.
Bapak/Ibu Kadis Kesehatan yang saya banggakan.
Apakah aturan bapak/ibu seperti itu adanya?. Apakah aturan yang sudah kalian keluarkan tidak bisa dirubah karna dalm situasi mendesak?. Pak/bu tolong berikan kami jawaban karena kami sudah tidak sanggup untuk menerima kenyataan pahit ini. Tolonglah kami Pak/ibu. Kami sangat membutuhkan keluarga kami untuk ditolong. Kami tidak membutuhkan bantuan finansial dari kalian kami hanya butuh berikan kami kelancaran dalam hal ini. Kami bodoh pak, kami juga miskin. Keuangan kami tidak cukup untuk biaya PP (Pulang-Pergi) dalam pengambilan surat ini pak dan tenaga kami kalian anggap tak bernilai di mata bawahan Bapak.
Semoga Bapak/ibu Kepala Dinas kesehatan ataupun staf nya membaca ungkapan kepedihan ini,

Nota;kalau ada wartawan lokal atau sejenisnya yg bisa memuat berita ini tolong DI COPY PASTE tulisan saya ini atau pun bisa mencari tau informasi leawat nomor hp:081353310246.
Saya siap untuk mempertanggung jawabkan masalah ini..

Terimaksi tuhan

E-KORAN

IKLAN UCAPAN IDUL FITRI