Reporter : Adie

SAMPANG, Terbitan.com – Munculnya konflik di tubuh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Sampang mendapat sindiran dari banyak pihak termasuk Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) setempat.

Pasalnya, beberapa hari kemarin KONI Sampang melakukan perampingan pengurus dengan alasan minimnya anggaran. Sehingga, muncul gejolak dari pihak yang dikeluarkan secara sepihak.

Menanggapi hal itu Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Sampang, H. Marnilem menilai tindakan Ketua Koni Sampang salah besar.

“Di tengah sorotan minimnya prestasi yang didapat, Koni bukan menunjukkan Prestasinya malah menunjukkan Konflik internal, bikin malu,” ungkap H. Marnilem pada terbitan.com saat dihubungi melalui jaringan selulernya, Jumat (17/02/2023).

Harusnya, kata mantan Camat Jrengik itu KONI lebih fokus pada torehan Prestasi yang harus diraih, karena KONI berjalan menggunakan Fasilitas dan Anggaran Negara atau uang rakyat.

“Prestasi Koni ini minim sekali, harusnya lebih fokus pada ajang PorProv yang akan digelar beberapa bulan mendatang, jangan masalahkan struktural apa lagi hanya alasan masalah Honor,” jelasnya.

Pada tahun kemarin KONI menyerap anggaran sekitar Rp.1.75 Milyar. Namun, saat ini tersisa Rp.1.5 Milyar karena Recofusing anggaran. Masalah, akan melakukan perampingan pengurus, Ia mengaku telah memberikan saran pada KONI.

“Terkait masalah Honor saya yakin semua rela tidak dibayar, karena KONI ini Organisasi bukan ASN, sehingga Honor itu bukan hal wajib. saya yakin juga ada niat Sukarela dari teman-teman di KONI, sehingga kami pesan agar tidak melakukan perampingan itu, bahkan saya minta diundang bila akan melakukan rapat internal membicarakan anggaran saya akan sampaikan langsung keterbatasan anggaran itu,” tegasnya.

Ingat anggaran, Aba Nilam sapaan akrab Kepala Disporabudpar itu meminta KONI tidak hanya fokus pada anggaran negara melainkan juga bisa menjaring Sponsor dan lain semacamnya, sehingga tidak menjadikan alasan anggaran untuk tidak memiliki prestasi.

“Jangan jadikan alasan anggaran untuk tidak berprestasi, Jika KONI bisa membuktikan Prestasinya maka secara tidak langsung saya bisa bicara untuk bisa mengangkat anggaran itu,” tandasnya.

Kendati begitu, ia menilai KONI tidak perlu melihat anggota yang aktif masuk setiap hari atau tidak, melainkan fokus pada prestasi apa yang harus diraih.

“Koni ini organisasi, tidak dinilai seberapa aktif masuk kantornya, melainkan menunjukkan prestasi pada masyarakat karena menggunakan anggaran masyarakat,” tutupnya.

E-KORAN