Reporter : Admin Terbitan

REMBANG, terbitan.com – Tidak banyak yang menyangka jika lahan bekas ditambang mampu disulap menjadi lahan produktif dan dapat menghasilkan panen padi sebesar 8,8 ton per hektar.Hal ini dibuktikan pada acara panen padi perdana varietas Sertani 14 di lahan seluas 1,5 hektar yang dilakukan pada hari Senin lalu di Desa Pedak Kecamatan Sulang. Lahan tersebut bekas ditambang untuk dijadikan tanah urug.

Pemilik lahan Ahmad Paminto Dwi Atmoyo menceritakan awalnya lahan bertekstur lempung ditanami pohon jati, namun karena menurut analisa jati tidak bisa tumbuh bagus, maka tanahnya pun dikeruk memenuhi permintaan untuk tanah urugan.

Setelah dikeruk, Iapun ingin membuat bekas lahan yang ditambang bisa produktif dengan menanaminya dengan padi dengan teknik tertentu.

“Setelah tanahnya datar habis dikeruk saya ingin lahan ini harus dimanfaatkan, jadi saat tanah padas ini dikeruk, lapisan tanah paling atas kita simpan kemudian setelah pengerukan selesai kita taruh lapisan tanah paling atas tadi ke lahan ini kembali, jadi seperti hanya menurunkan saja. Kemudian saya cek tekstur tanah, apakah menjurus ke kapur atau garam, karena saya melihat bongkahannya ada lapisan putih seperti kapur sehingga kita normalkan dengan garam, sehingga waktu kita urea lahan 1,5 hektar ini saya tambah garam 1,5 kwintal. Selanjutnya saya beri pupuk Biotogrow 3 botol dan hasilnya seperti ini,“ jelasnya.

Untuk mencukupi kebutuhan air tanaman padinya, Ia membuat dua embung di sebagian lahan bekas tambang tersebut. Hasil panennya pun sangat bagus, tidak ditemukan butir hampa atau orang jawa bilang mentes. Dengan biaya produksi Rp. 19 juta dan laba kotor Rp. 39 jutaan, maka keuntungan bersih yang didapatkan dengan lahan seluas 1,5 hektar sekitar Rp. 20 jutaan.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Suratmin yang hadir dalam kesempatan itu menuturkan pemanfaatan lahan bekas tambang itu merupakan langkah maju di sektor pertanian yang ada di Rembang.

Terlebih di Rembang ada sekitar ribuan hektar lahan bekas tambang. Hal itu dapat mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan pendapatan petani.

“Kita memang ingin memanfaatkan lahan bekas tambang, karena di Rembang mungkin ada ribuan hektar. Yang ini kalau bisa dimanfaatkan seperti ini baik untuk mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan perlakuan tadi ada pupuk kandang dan pupuk organik cair ternyata hasilnya bagus,“ ungkapnya.

Keberhasilan pemanfaatan lahan bekas tambang menjadi lahan produktif ini juga dapat menambah luasan lahan pertanian. Ke depan diharapkan lahan bekas tambang di tempat lain bisa didorong untuk menjadi lahan produktif seperti di Pedak.

E-KORAN