Reporter : Admin Terbitan

MANGGARAI TIMUR, terbitan.com – Salah satu nelayan di pantai Cepi Watu, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), NTT keluhkan ketiadaan alat tangkap ikan.

Nelayan tersebut bernama Gayus (34). Dirinya mengaku sudah belasan tahun menjadi nelayan, namun hingga sampai sekarang belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah atau pun dinas terkait.

Dikatakannya, tak memiliki alat tangkap sangatlah berpengaruh pada hasil dan pundi-pundi rupiah yang akan diperoleh.

“Hasil tangkap yang diperoleh sangat bergantung pada alat tangkap,” ujar nelayan asal bali itu kepada wartawan Senin (6/5).

Dirinya juga menjelaskan, dalam sehari pria yang memiliki 3 orang anak itu hanya mendapat Rp.100.000 dari hasil laut yang dijualnya. Itupun baginya sangat tidak memuaskan.

“Bagi yang memiliki alat tangkap pasti bisa Rp.400.000 sampai Rp.1.000.000 apalagi dengan perahu motor pasti lebih banyak lagi,” ujar pria kelahiran 1985 itu.

Gayus menerangkan, hampir setiap hari ia melaut tepat pukul 03.00 Wita dan pulang sekitar 09.00 Wita. Itu pun kalau dapat, jika tidak ia harus memancing.
Bahkan terkadang ia pulang dengan tangan kosong alias zong.

Nelaya itu memang bukanlah pria yang tak berpendidikan. Ia menamatkan pendidikan di Sekolah Teknik Menengah (STM) dan mengambil jurusan otomotif.

“Saya memang jurusan itu tapi kendala modal dan tanah, ya terpaksa mau tidak mau alih profesi,” katanya.

Lanjutnya, Semasa jadi nelayan, Gayus mengaku belum pernah mendapat bantuan. Saat ini ia hanya memanfaatkan alat tangkap seadanya dan perahu yang masih tradisional.

“Ini saja yang saya punya pak, kalau robek, kadang kami harus menghabiskan waktu seminggu untuk menyelesaikan yang robek,” pungkasnya.

E-KORAN

IKLAN UCAPAN IDUL FITRI