Reporter : Adie

SAMPANG, Terbitan.com – Sorotan kepada Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Sampang perihal kebijakannya yang kurang selektif dalam melakukan verifikasi untuk menjalin kerja sama antara Perusahaan Media dengan Pemerintah Kabupaten Sampang terus bergulir.

Pasalnya, Diskominfo Kabupaten Sampang terindikasi asal comot media untuk menjalankan kerja sama, meski sejatinya media itu sendiri tidak memiliki wartawan di Kabupaten Sampang. Sehingga, perusahaan media yang memiliki wartawan dan eksistensi jelas di Sampang justru jadi korban.

Menurut Ketua Aliansi Jurnalis Sampang (AJS), Abdul Wahed, SE., mengatakan pentingnya evaluasi di tubuh Dinas Kominfo Kabupaten Sampang dalam memilah Perusahaan Media yang memiliki eksistensi yang jelas di Kabupaten Sampang.

“Memang banyak temuan, wartawan hanya liputan di Sampang saat mendapatkan Advertorial. Padahal wartawan tersebut kesehariannya aktif di Kabupaten lain. Ini kurang etis dan dinilai kurang menghargai Perusahaan Media yang memiliki wartawan tetap dan eksis di Sampang,” ujarnya, Rabu (13/07/2022).

Dikatakanya, ia tidak melarang Dikominfo melakukan kerja sama dengan media mana pun selagi sesuai dengan aturan yakni Perusahaan Media itu berbadan Hukum Indonesia. Namun, ia meminta Diskominfo juga harus mempertimbangkan perusahaan media eksis di Kabupaten Sampang.

“Kerja sama itu bebas, yang pasti Diskominfo juga harus mengutamakan Perusahaan Media yang berkontribusi untuk Kabupaten Sampang, bukan hanya datang saat butuh dan pergi setelah dapat,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Ketua Persatuan Wartawan Sampang (PWS) Abdus Salam, SH., menurutnya Diskominfo Kabupaten Sampang sepertinya harus banyak belajar ke Dinas Kominfo di Kabupaten lainnya, yang memberikan sikap tegas di tengah membeludaknya dan mudahnya membuat Media.

“Kami nilai Diskominfo Kabupaten Sampang harus belajar ke Kabupaten atau Kota lainnya, mudahnya membuat media membuat Data Media di Diskominfo Sampang Over Load, karena tidak ada pengujian eksistensi di Dinas terkait,” ucap.

Wartawan media Online Suara Bangsa itu menilai Diskominfo Kabupaten Sampang harus menerapkan pengujian eksistensi pada media khususnya media baru yang menyetorkan Company Profile untuk bisa bekerja sama dengan Pemkab Sampang.

“Minimal ada training tiga sampai enam bulan, untuk menguji Perusahaan Media itu betul-betul eksis di Sampang dan memiliki wartawan di Kabupaten Sampang. Sehingga tidak hanya memanfaatkan kemudahan masuk Diskominfo,” jelasnya.

Mestinya, Diskominfo sebelum mengalokasikan anggaran publikasi yang berbentuk advertorial, iklan, dan media promosi lainnya, harus menelaah eksistensi media massa itu sendiri.

“Karena penggunaan anggaran negara itu harus memegang teguh prinsip efektivitas sehingga uang yang telah dikeluarkan itu tidak terbuang sia-sia,” tutupnya.

E-KORAN