Reporter : Moh. Darma

BONDOWOSO, Terbitan.com – TB Care Aisyiah Bondowoso bersama The Global Fund to Fight Aids mendampingi 11 orang penderita TBC MDR (Multidrug Resistence). Yakni penderita TBC kategori kebal obat.

Upaya penanganan terhadap penderita TBC yang dilakukan oleh Aisyiah Bondowoso telah dilakukan MoU dengan Dinkes sejak 2016 lalu.

Informasi dihimpun para peserta mendapatkan materi narasumber dari Manager Kasus RS. Paru Jember, Wahyu, dan Dokter Yudiah, dari Puskesmas Maesan. Tampak juga turut hadir dari Dinas Kesehatan, yak Kabid P2PM, Pasidi Shidiq

Menurut Hijrotul Illahiyah, Koordinator SSR (Sub-sub Recipien) TB-HIV Care Aisyiah, dalam acara Training for team TB MDR at Provience Level, di Aula Kantor IBI, Selasa (27/8/2019), sebenarnya ada 177 pederita TBC yang didampingi oleh kader dari Aisyiah pada tahun 2019.

Para penderita tersebut ada yang masuk penderita TBC kategori satu dengan pengobatan selama enam bulan.

Selain itu, ada pula penderita kategori dua dengan pengobatan delapan bulan. Kemudian, ada pula yang sudah menjadi penderita TBC kebal obat, yang harus diobati selama dua tahun terus menerus.

“Dari itu hanya 11 penderita kebal obat yang mau didampingi untuk pengobatannya.Sebenarnya ada beberapa lagi yang TBC kebal obat, tapi mereka menolak diobati. Pada mereka yang mau ini, makanya kader aisyiyah ini gercep (gerak cepat) mendampingi,” jelas Hijrotul.

Menurutnya, penderita TBC yang kebal obat itu adalah pasien yang selama ini gagal berobat. Yang disebabkan karena si pasien mangkir tak mau berobat dengan alasan adanya efek samping dari banyaknya obat yang harus dikonsumsi.

“Kalau penderita TBC yang kebal obat itu menolak diobati, ya bisa menularkan ke orang sekitarnya. Kalau pasien TBC MDR ini menularkan ke orang lain, maka yang tertular pun akan langsung jadi penderita TBC MDR juga. Khusus untuk pengobatan TBC tipe kebal obat ini, pun harus menggunakan masker khusus N95,” ungkapnya.

Mengingat perlu penanganan khusus dalam mendampingi penderita TBC kebal obat ini, kata Hijrotul, pihaknya sengaja terlebih dahulu mentraining sekitar tujuh kadernya dari tujuh kecamatan yang terdapat pasien TBC MDR.

Mereka mendapatkan berbagai pemahaman, pengetahuan, serta bahkan praktek dalam mendampingi penderita TBC MDR selama dua hari hingga Rabu, (28/8/2019).

“Bagaimana nanti para kader ini bisa memotivasi pasien terutama untuk menghadapi pasien yang mangkir untuk berobat,” pungkasnya.

E-KORAN

IKLAN UCAPAN IDUL FITRI