Reporter : Admin Terbitan

TANGERANG, terbitan.com – Jeratan rentenir berkedok koperasi simpan pinjam alias “bank keliling” telah menjadi momok menakutkan bagi para ibu rumah tangga (IRT) di Desa Onyam Kecamatan Gunung Kaler Kabupaten Tangerang. Mereka yang kesulitan membayar angsuran ke “bank keliling” itu terpaksa harus kucing-kucingan menyembunyikan diri.

Andri, pemuda setempat menuturkan, di desanya operasi pegawai “bank keliling” makin meresahkan. Jika ada warga tidak membayar, mereka tidak segan-segan berbicara kasar. Bahkan, ada yang sampai mengambil paksa barang berharga di rumah warga.

“Jumlah IRT yang terjerat banyak. Mereka awalnya berhutang karena mengalami masalah keuangan. Mau ngutang ke saudara atau teman malu, akhirya pinjam ke “bank keliling,” ujarnya.

Diceritakan, para IRT ini mendapat pinjaman antara Rp1-2 juta. Tapi saat pencairan tidak sebesar itu yang diterima. Untuk pinjaman Rp2 juta, mereka hanya menerima Rp1,8 juta. Ada potongan Rp200 ribu untuk administrasi dan tabungan.

“Lalu seminggu sekali, mereka wajib mengangsur kisaran Rp120 ribu, sampai sejumlah Rp2,4 juta,” jelasnya. Jadi, jika ditotal dari potongan Rp200 ribu, maka dengan pinjaman Rp2 juta, mereka harus mengembalikan Rp2,4 juta. “Meski judulnya potongan awal itu untuk tabungan, tapi anehnya nggak bisa diambil,” tuturnya.

Ismad, warga Onyam lain menambahkan, kalau dulu “bank keliling” hanya menyasar warung’warung kecil. Kini, membidik mangsa baru para IRT. “Ibu-ibu ini tertarik pinjam karena syaratnya mudah. Cukup KTP dan foto suami istri, selesai,” katanya. Tapi justru di sinilah awal konflik rumah tangga itu sering muncul. Kenapa? (BERSAMBUNG)

E-KORAN