Reporter : Admin Terbitan

SIDOARJO, terbitan.com – Seorang petani kelor di Sidoarjo H Ali Mas’ad mengaku senang mendengar kabar bahwa daun kelor sudah menjadi barang ekspor. Kini ia makin bersemangat merawat ratusan pohon kelor yang sudah ia tanam.

“Akan kami rawat lagi, selama ini pohon kelor tersebut kurang perawatan. Akhirnya buahnya kurang maksimal. Kami akan melayani bila ada masyarakat yang membutuhkan buah dan daun kelor. Baik untuk pengobatan maupun sayuran,” kata Ali di ladang pohon kelor miliknya di kawasan Tlocor, Kecamatan Jabon saat ditemui Terbitan.com (28/3) tadi.

Pada 2007 lalu, Ali Mas’ad merupakan salah satu korban terdampak lumpur Sidoarjo. Ia pindah bersama keluarga ke Desa Balonggarut, Kecamatan Krembung, Sidoarjo. Kemudian empat tahun berselang, uang ganti rugi lumpur Sidoarjo digunakan untuk menyewa tambak di Dusun Tlocor, Desa Kedung Pandan, Kecamatan Jabon.

Di tambak seluas satu hektare itu, Ali menanam ratusan pohon kelor. Ia menanam tumbuhan yang dipercaya banyak khasiatnya itu setelah melihat ada petani lain yang juga menanamnya.

Akhirnya tanah kanan kiri tambak kami manfaatkan untuk ditanami pohon kelor, pertama nanam sekitar 300 pohon,” imbuh pria yang juga kepala sekolah Madrasah Aliyah (MA) di Sidoarjo.

Tiga tahun berselang, pohon kelor milik Ali tumbuh dengan baik. Bahkan setiap pohonnya kerap berbuah.

“Pertengahan tahun 2018 pohon kelor buahnya sudah cukup banyak. Bahkan pernah ada yang membeli dengan harga Rp 45 ribu/kg untuk bijinya, dan Rp 25 ribu per kg untuk daunnya,” tambah Ali.

Menurut Ali, menjadi seorang petani kelor terbilang mudah. Yang penting rajin memangkas pohon-pohon tersebut. Kemudian saat kemarau melanda, sang petani harus mau sedikit capek menyirami.

Pria lulusan Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) ini masih memiliki 118 pohon daun kelor di lahannya. Dia pun membiarkan warga sekitar atau musafir mengambil daun kelor tersebut untuk pengobatan.

“Pernah ada rombongan Kiai Maskur Hasyim dan kakak kandung Bu Khofifah, Nyai Aisyah meminta daun kelor ini. Bahkan mereka berpesan agar tidak mematikan pohon kelor,” terangnya.

E-KORAN