Reporter : Admin Terbitan

BONDOWOSO, terbitan.com – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Farida, mengatakan bahwa rendahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), membuat Kabupaten Bondowoso, masih membutuhkan suntikan dana dari Provinsi Jawa Timur dan pusat.

Supaya bisa mempercepat laju pertumbuhan pembangunan. Hal itu dikatakan Farida, setelah pembukaan Musrenbang kabupaten Bondowoso, di pendapa bupati

“Kalau Pemkab Bondowoso hanya mengandalkan PAD saja itu tidak memungkinkan, karena PAD relatif kecil, dibandingkan dengan kebutuhan,” katanya.

Sementara potensi keuangan memang sangat terbatas. Kendatinya, jika dipaksakan PAD itu tinggi, di sisi lain akan membebani masyarakat.

“Kan bisa saja, tarif pajak kita naikkan 100 kali, sehingga kebutuhan kita terpenuhi. Tapi apa, di sisi lain, masyarakat akan terbebani, kita tidak mau itu,” jelasnya.

Sementara terkait dengan kekuatan APBD Bondowoso tahun 2018-2019, tidak berbeda banyak, yakni di kisaran Rp 2 trilliun lebih sedikit.

“Prosentase pemerintah kabupaten sendiri, dari PAD itu tidak sampai 10 persen, karena PAD Bondowoso tidak sampai 200 milliar. Dengan kondisi ini, Pemkab membutuhkan suntikan dana dari provinsi dan pusat,” paparnya.

Pihaknya juga tidak mau menutupi bahwa di Kabupaten Bondowoso masih banyak anak tidak sekolah. Sejatinya, upaya yang tepat agar bisa melakukan untuk mengait program provinsi dan pusat, agar bersinergi dengan program kabupaten.

Menurutnya, masih banyak pendidikan yang terbelakang, dan banyak ibu-ibu hamil belum mendapatkan layanan kesehatan.

“Ini harus dilaksanakan perbaikan secara masif. Kalau sudah masif maka semua elemen akan bekerja, sesuai dengan tupoksi masing-masing,” pungkasnya.

E-KORAN