Reporter : Moh. Darma

BONDOWOSO, Terbitan.com – Masyarakat Bondowoso, Jawa Timur mulai mengeluh untuk mendapatkan gas elpigi 3 kilogram dalam dua hari terakhir sejak Rabu (30/5) menjelang lebaran.

Disampaikan oleh. Ibu Sri Wahyuni, di dusun Jatian, desa Koncer Kidul, Kecamatan Tenggarang. Ibu rumah tangga satu anak ini, mengaku bahwa rela mengeluarkan gocek hingga Rp 25 ribu untuk membeli gas elpigi.

“Saya beli gas elpiji sekarang mahal dan sulit. Mudah-mudahan ini tidak lama karena kan sudah musim-musimnya orang selametan untuk lebaran,” katanya, Kamis (31/5/2019)

Selain itu, disampaikan Syair, Pengusaha Jamur di desa Jambeanom, Kecamatan Jambesari Darusolah,bahwa dia terpaksa menggunakan tungku untuk mengukus bag log jamur yang akan dijualnya. Padahal, saat ini usaha jamur tiram yang telah digelutinya sejak dua tahun terakhir tengah banyak pesanan.

“Malahan gas elpiji tadi sudah tidak ada. Biasalah kebutuhan menjelang lebaran meningkat dan seperti ini sudah lagu lama,” urainya kecewa.

Kepala Bidang Perdagangan dan Usaha, Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan, Suhartono mengatakan, sebenarnya kelangkaan terjadi bukan karena barang tidak ada. Melainkan karena keterlambatan pengiriman.

Penyebabnya, di SPBE mendapatkan tambahan kuota ke agen-agen. Dimana setiap agen mendapatkan tambahan sekitar 560 tabung untuk memenuhi kebutuhan jelang lebaran. Pengisian lebih lama, satu SPBE di Bondowoso menspullay sekira delapan agen.

“Kemarin dari SPBE ke agen itu agak terlambat pada distribusi dari pengecer ke agen. Karena pengisian keterlambatan ada tambahan kuota,” ujarnya.

Di samping itu, meningkatnya konsumsi gas elpigi di masyarakat, khususnya pelaku usaha home industri. Adapun kebutuhan elpigi se kabupaten Bondowoso, yakni mencapai 15 ribuan tabung per hari.

“Menjelang lebaran ini, warung-warung produksinya kan tambah biasanya dua tabung, sekarang mencapai empat sampai lima tabung. Home industri-home industri itu loh. Kalau rumah tangga tidak,” urainya,

Sementara Joko Rudi Hariyanto, Wakil Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) se-Besuki, menuturkan stok gas elpiji di Bondowoso aman. Bahkan Pertamina menyediakan lebih, dari alokasi harian Bondowoso yang mencapai per bulan 429 ribu, atau sekitar 17.160 an tabung per hari, mendapat jatah tambahan sekitar 8%. Jadinya kalau dialokasikan tiap harinya ada penambahan 1.360 tabung.

“Stok kita tetap aman. Karena ada penambahan sehingga di SPBEnya itu layanannya tetap, karena ada penamabhan ototamis jadi agak banyak kerjaan, karena kan banyak,” katanya.

Menurutnya, Pertamina dan Hiswana mIgas sebenarnya juga telah memebntuk Satgas Rapi (Ramadan dan Idul Fitri), dan pangkalan siaga yang bertugas untuk memonitoring ketersedian elpigi selama ramadan dan idu fitri.

“Pangkalan siaga itu diberi lebih tapi harus membuka pada saat hari lebaran. Di Bondowoso masing-masing agen itu paling tidak ada 20 sampai 25 pangkalan yang disediakan pangkalan siaga. Baik di SPBU juga ada. aklau untuk di Bondowoso sekitar 50 pangkalan siaga,” katanya.

Karena itulah, pihaknya mengharapkan masyarakat tidak perlu khawatir dan “panic buying” untuk kebutuhan gas melon.

DItanya perihal harga di beberapa toko yang melambung tinggi, ia mengaku harga dari agen hingga ke tingkat pengecer tetap Rp 16 ribu per tabung sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). Tentu pengecer yang dimaksud adalah toko-toko yang memang merupakan binaannya, dengan ciri-ciri bahwa telah ada banner dari Pertamina.

Manakala, di tingkat pangkalan tersebut menjual di atas HET maka, pihaknya pun pasti akan memberi sanksi. Yakni tidak akan mendapatkan kiriman selama tiga bulan ke depan.

“Kalau di tingkat pangkalan yang ada bannernya itu harga Rp 16ribu sesuai HETnya, di luar itu kita tidak bisa memantau karena ada namanya tengkulak ya, dia beli di toko dia jual lagi. Bukan wilayah agen. Agen hanya membina kepada pangkalan,” pungkasnya.

E-KORAN