Reporter : Moh. Darma

BONDOWOSO, Terbitan.com – Kelangkaan gas Elpiji 3 kg mulai dirasakan warga Bondowoso diberbagai wilayah dari 23 Kecamatan. Beberapa toko yang biasa menyediakan gas Elpiji 3 Kg ludes, bahkan tak mampu melayani kebutuhan masyarakat.

Nasia (32) warga Tamanan, Kecamatan Tamanan mengatakan, sudah 3 hari ini gas Elpiji 3 Kg sulit didapat dan harganya juga mahal. Dia mengaku toko yang biasa ia beli sudah habis dan harus beli mutar-mutar ke berbagai toko yang lain untuk mendapatkan tabung gas Melon tersebut.

“Saya dari kemarin muter-muter untuk mendapatkan tabung melon. Kalaupun ada, harganya mahal, jauh dari harga sebelumnya yakni Rp 20-25 ribu,” kata Nasia (1/6/2019)

Senada dikatakan Devi, warga Desa Grujugan Lor, kecamatan Grujugan bahwa gas LPG sudah mulai langka, yang biasa dia beli gas Elpiji Rp. 20.000, itupun sudah tidak kebagian dengan alasan penjual lagi-lagi sudah kehabisan.

“Memang beberapa hari ini tabung gas Elpiji lagi susah. Tadi malam saya mutar-mutar keliling mencari toko yang berjualan ternyata tidak dapat. Disekitaran toko sini yang biasa jualan gas Elpiji sudah lama tidak jual,” pungkasnya.

Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso bersama Pertamina Provinsi Jatim menggelar operasi pasar elpigi di dua titik wilayah pasar induk dan pasar Nangkaan Bondowoso kemarin, Jum’at (31/5/2019).

Hal itu, dinilai kurang efisien oleh berbagai kalangan. Pasalnya, gas Melon yang langka merata daerah pinggiran seperti daerah, kecamatan Binakal, Wringin, Pujer, Tlogosari, Grujugan, Tamanan dll.

Sigit Purnomo, Kepala Diskoperindag ditemui awak media menjelaskan operasi pasar ini dilaksanakan sebagai upaya untuk menetralisir harga dan pasokan  gas melon jelang lebaran.

Adapun pelaksanaan operasi pasar elpigi ini akan digelar di beberapa titik. Diantaranya di Pasar Induk Bondowoso, Pasar tradisional Pujer, dan di area-area yang memungkinkan masih tingginya harga elpigi.

Perihal ditemukannya harga elpigi 3 kilogram yang mahal, Sigit Purnomo menegaskan bahwa kenaikan itu dipicu oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.

“Makanya kita lakukan operasi pasar elpigi 3 kilogram ini. Tentunya dalam teori ekonomi, terkait dengan supplay and demand kalau sudah kita lakukan operasi pasar seperti ini, Insyallah,” sambungnya.

Sementara Agung Kaharis Wijaya, Sales Eksekutif LPG 7 Pertamina, menerangkan, bahwa operasi pasar LPG 3 kg ini dilakukan di titik-titik yang sesuai permintaan dari Pemerintah Daerah.

Setiap titik, digerojok sekitar 200 hingga 560 tabung gas melon. Pembeli di operasi pasar harus menunjukkan KTP, untuk memastikan agar gas melon bisa langsung ke tangan end user.

Pantauan di lapangan, gas melon yang dijual dengan harga Rp 16 ribu. Namun pembeli harus menunjukkan  KTP, dimana satu kartu identitas bisa untuk mewakili pembelian dua tabung gas.

Penulis : Dharma

E-KORAN

IKLAN UCAPAN IDUL FITRI