Reporter : Admin Terbitan

JAKARTA, terbitan.com – Selama 730 hari pascapenyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, hingga hari ini masih belum ada titik terang mengenai siapa pelakunya. Karena itu, Wadah Pegawai KPK bersama koalisi masyarakat sipil menyelenggarakan peringatan #DuaTahunNovel yang digelar di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta pada Kamis (11/4).

Lewat kegiatan ini, Wadah Pegawai KPK dan koalisi masyarakat sipil menuntut agar kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan dan 10 kasus penyerangan lainnya kepada pegawai KPK, dapat terungkap.

Peringatan ini dimulai dengan aksi solidaritas dari Aliansi Mahasiswa yang berasal dari kota Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Semarang dan Jakarta di depan Gedung Merah Putih KPK. Kemudian, dilanjutkan dengan berbagai penampilan musik antikorupsi sebagai bentuk dukungan, dari Digo Band, Kawan Lama, My Stereo Ill, Jason Ranti, dan Huhu Popo.

Setelah itu, satu per satu tokoh nasional melakukan orasi untuk menyerukan perlawanan terhadap teror dan menuntut penegakan hukum yang berkeadilan. Sejumlah tokoh itu, antara lain mantan Pimpinan KPK Busyro Muqqodas dan Abraham Samad, Dosen Hukum Tata Negara Universitas Gadjah Mada Zainal Arifin Mochtar, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid, dan aktivis Nursyahbani Katjasungkana.

Usai orasi, mereka mendeklarasikan tuntutannya agar pemerintah ikut berperang melawan segala bentuk teror dan pelemahan serta memastikan pengungkapan kasus teror terhadap KPK. Ada lima poin isi deklarasi, yaitu, pertama,mencanangkan tanggal 11 April sebagai Hari Teror terhadap Pemberantasan Korupsi dan Pembela HAM di Indonesia; kedua, menolak segala bentuk kebohongan, kepura-puraan, dan kepalsuan semua pihak yang seolah-olah mendukung KPK.

“Ketiga, menuntut kepada Presiden RI untuk bersikap tegas dan terang dalam memerangi teror serta pelemahan terhadap KPK,” ujar Ketua WP Yudi Purnomo, yang diikuti para tokoh.

Keempat, menuntut Presiden RI untuk berhenti menunda-nunda pembentukan TGPF Independen. Terakhir, menuntut kepada Presiden RI untuk memastikan pengungkapan 10 kasus teror terhadap KPK, beserta kasus” teror lain yang menimpa pembela HAM, Pegiat antikorupsi, aktivis sosial, buruh, serta petani di Republik Indonesia.

Acara peringatan ini masih akan berlangsung. Rencananya, nanti malam Najwa Shihab akan mempersembahkan sebuah musikalisasi puisi yang berkolaborasi dengan mantan gitaris Serieus Band, Ramah Handoko. Kemudian dilanjutkan dengan sarasehan budaya oleh budayawan Emha Ainun Nadjib, Novel Baswedan dan Najwa Shihab.

E-KORAN